MAGELANG (SUARABARU.ID) – Pemkot Magelang mendukung penuh gerakan ‘Jateng Gayeng Telung Ng’, yang digagas Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. Telung ‘Ng’ meliputi Ngelongi (mengurangi), Nganggo (menggunakan), dan Ngolah (mendaur ulang) Sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang OT Rustrianto menjelaskan, gerakan ini adalah salah satu upaya mengatasi masalah sampah di Jawa Tengah, yang telah disetujui bersama dalam Kongres Sampah 2019 di Tuntang Semarang.
Beberapa gerakan yang sudah dilakukan dan menjadi fokus Pemkot Magelang, antara lain dengan Program Kampung Iklim (Proklim) di RW 13 Kampung Meteseh. Di kampung ini sudah dimulai tahapan-tahapan penataan lingkungan di antaranya menata puluhan titik biopori (resapan air) hingga penanaman pohon keras dan buah di pinggir Sungai Progo.
Berikutnya, penanaman tanaman bunga dan sayuran dengan pot dari bahan daur ulang sampah. Tanaman bunga ditempatkan di teras-teras rumah, jalanan kampung dan jalan menuju lokasi utama, yang secara potensi dapat dikembangkan menjadi ekowisata.
‘’Kita didukung banyak elemen, seperti mahasiswa, komunitas dan tentunya masyarakat setempat yang sangat mendukung kegiatan ini. Termasuk mendukung terwujudnya ekowisata yang berlokasi di area pinggir Sungai Progo,’’ ujarnya kemarin.
Pejabat yang akran dipanggil Otros itu menuturkan, komitmen Pemkot Magelang terhadap kelestarian lingkungan diakui pemerintah pusat, dibuktikan dengan penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra 2020 pada momen Hari Lingkungan Hidup 2021. Penghargaan disampaikan secara virtual pada Selasa, 15 Juni 2021.
Kasi Pencegahan Pencemaran Lingkungan dan Konservasi SDA DLH Kota Magelang, Umi Nadhiroh menambahkan, Proklim memang terus menjadi perhatian untuk dapat diwujudkan segera. Meski dengan anggaran terbatas, tapi terus dikerjakan dengan beberapa tahap.
‘’Tahun 2020 kita mendapat penghargaan Proklim Utama berupa sertifikat. Tahun ini kita ikutkan lagi dengan kategori Proklim Menuju Lestari tingkat nasional. Maka, gerakan Jateng Gayeng Telung Ng ini kita pusatkan di Proklim,’’ terangnya.
Proklim di Kampung Meteseh ini, lanjut Umi, diharapkan ke depan menjadi desa wisata yang berwawasan lingkungan.
Hal ini juga telah direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Jawa, untuk dikembangkan menjadi Wisata Ramah Ekoregion (Wisrame).
Penulis : prokompim/pemkotmgl
Editor : Doddy Ardjono