blank
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Foto: Dok/ist

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan telah menyiapkan beberapa manajemen kontijensi terkait penanganan Pandemi Covid-19 di 13 zona merah kabupaten/kota.

Hal itu sesuai dengan azas Salus Populi Supreme Lex Esto atau keselamatan rakyat sebagai hukum tertinggi.

Disebutkan, manajemen kontijensi yang pertama adalah, penjagaan kampung atau RT yang sudah menjadi klaster. “Personel Polri bakal melakukan penjagaan dan patroli pada lokasi PPKM Mikro atau desa, dengan penambahan pasukan dari Polda dan Mabes Polri, sesuai dengan pembagian zonanya masing-masing,” kata Sigit dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/6/2021).

Disampaikan, dalam langkah manajemen kontijensi, Polda membuat supervisi dari pejabat ke Polres. Melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin dan
berkala sesuai dengan zonasi yang sudah ditentukan.

Selanjutnya manajemen tracing dan ketersediaan Swab Antigen. Hal itu untuk mengatur personel TNI-Polri melakukan percepatan Swab PCR setelah dinyatakan reaktif.

“Bagi warga yang positif Swab Antigen dilakukan test Swab RT-PCR per 5 hari baik yang gejala maupun OTG. Hal itu untuk menghindari penyebaran virus corona ke orang lain,” ujarnya.

Sementara itu manajemen RT-PCR dan peningkatan kecepatan hasil Laboratorium. Demi mempercepat pengujian laboratorium, salah satunya adalah mengerahkan mobil RT-PCR.

“Dengan adanya bantuan dari laboraturium dan mobil RT-PCR diharapkan hasil tes dapat diterima lebih cepat. Yang tadinya 3-5 hari menjadi kurang lebih 1-2 hari,” ucapnya.

Selanjutnya melakukan penyiapan manajemen pasien yang reaktif atau positif penentuan isolasi mandiri dan rujukan ke Rumah Sakit. Untuk masyarakat Jawa Tengah, yang melakukan isolasi mandiri nantinya bakal langsung dievakuasi ke tempat rujukan yang telah disiapkan.

“Seperti di Asrama Haji Donoyudan dengan 800 tempat tidur. Apabila dilokasi itu penuh, maka warga yang positif bakal dievakuasi ke Gedung Diklat Srondol dengan kapasitas 300 tempat tidur, kediaman Wali Kota 200 tempat tidur, dan Gedung Islamic Center 150 tempat tidur,” tuturnya.

“Saat ini yang melaksanakan isolasi mandiri di rumah digeser ke Asrama Haji Donoyudan sebagai rujukan isoma pusat di Jateng dengan alokasi 800 tempat tidur, dilengkapi tenaga kesehatan dan penjagaan ketat dari TNI-Polri,” ujar Sigit.

Yang terakhir, Sigit melakukan manajemen evakuasi pengangkutan positif bila sudah semakin banyak yang positif dan klaster keluarga meluas.

Menurut Sigit, seluruh manajemen kontijensi tersebut sebagai upaya untuk mencegah penyebaran klaster virus corona. Seperti halnya yang terjadi di Bangkalan Madura, Jawa Timur.

Sigit meminta kepada masyarakat khususnya di Kudus, untuk betul-betul menegakkan protokol kesehatan (prokes) dalam kehidupan sehari-hari. Terutama, soal kedisiplinan warga terkait penggunaan masker.

Sigit menekankan, penggunaan masker dengan disiplin bisa menekan angka penyebaran virus SARS-CoV-2 itu. Menurut Sigit hal itu masih menjadi upaya paling ampuh untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19. “Ini merujuk pada penelitian dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat dan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO,” imbuhnya.

“Tingkat kepatuhan masker sudah mulai menurun. Salah satu yang paling mudah tidak tertular Covid-19 adalah menggunakan masker,” tandasnya.

Selain itu, Sigit juga meminta kepada wilayah sekitar Kabupaten Kudus, untuk menyiapkan ancang-ancang manejemen kontijensi demi mencegah penyebaran virus corona.

“Untuk keluar masuk wilayah zona merah diawasi ketat, dan masyarakat di wilayah zona merah desa diimbau untuk tidak keluar rumah selama 5 hari, hasilnya akan dievaluasi,” pungkas Sigit.

Ning