blank
Seorang pria dengan muka dicat seperti badut dan mengenakan kostum menggunting pita di pintu masuk taman hiburan Tivoli, yang dibuka untuk musim panas di tengah pandemi COVID-19 yang masih mewabah, di Kopenhagen, Denmark, Sabtu (27/3/2021). Antara

KOPENHAGEN (SUARABARU.ID) – Pemerintah Denmark pada Senin (31/5) meminta otoritas kesehatan setempat agar mempertimbangkan lagi keputusan untuk mengecualikan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson dan AstraZeneca dari program vaksinasi mereka.

Langkah tersebut dipicu oleh penundaan dua pekan program vaksinasi Denmark hingga September akibat jumlah pengiriman vaksin Moderna dan CureVac yang lebih sedikit dari yang diharapkan, kata Menteri Kesehatan Magnus Heunicke.

Denmark mengecualikan vaksin COVID-19 J&J dan AstraZeneca atas kemungkinan kaitan kasus pembekuan darah yang serius namun langka.

“Kami kini lebih jauh ke dalam epidemi, dan vaksin buatan Johnson & Johnson dan AstraZeneca telah digunakan beberapa kali di Eropa,” katanya.

“Terdapat basis data yang lebih besar di seluruh dunia untuk menilai dampak dan efek samping vaksin.” katanya.

Otoritas kesehatan pada awal Mei menemukan bahwa manfaat penggunaan vaksin COVID-19 tidak lebih besar daripada risiko menyebabkan kemungkinan efek buruk pada penerima vaksin.

Mengecualikan vaksin J&J, yang menyumbang sekitar sepertiga dari total kontrak pasokan vaksin COVID-19 Denmark, menunda jadwal vaksinasi negara tersebut hingga empat pekan, menurut otoritas kesehatan.

Hingga Senin Denmark telah memvaksin 21 persen dari populasi mereka.

Ant/Muha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini