blank
Atikoh Ganjar Pranowo berpesan pada seluruh Tim Penggerak PKK beserta kader, diminta tak lelah menyosialisasikan disiplin penerapan protokol kesehatan. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Seluruh Tim Penggerak PKK beserta kader, diminta tak lelah menyosialisasikan disiplin penerapan protokol kesehatan. Terlebih, usai Lebaran di mana masih ada sejumlah hari libur, sehingga kasus covid-19 dapat kembali ditekan.

Hal itu ditegaskan Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah, Atikoh Ganjar Pranowo, usai melantik Ketua TP PKK Kabupaten Demak Khodijah Ali Makhsun (istri wabup), dan Ketua TP PKK Kabupaten Sragen Supami Suroto (istri wabup), di Grhadhika Bhakti Praja, Senin (24/5/2021).

Menurutnya, beberapa minggu sesudah Lebaran, terjadi tren peningkatan covid-19 di sejumlah wilayah. Karenanya, sudah seharusnya masyarakat memperketat penerapan protokol kesehatan melalui 5 M, menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas.

BACA JUGA: KH Sholeh Darat Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

”Kita harus mengantisipasi semua itu. Tentu kita di PKK, mulai kemarin juga sudah dari Ramadan, edukasi stay at home, kemudian jaga protokol kesehatan 5 M, itu tetap harus dilakukan,” kata Atikoh.

Menurut Atikoh, edukasi bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan berbagai media, termasuk zoom, google meet, media sosial, WA grup, dan sebagainya. Cara itu dinilai lebih efektif, mengingat saat ini kegiatan sosial, sosialisasi secara langsung, tatap muka, sangat dibatasi dengan jumlah orang maupun jangkauannya.

Disamping mengenai covid-19, dia juga meminta agar para kader tidak bosan-bosannya mencegah stunting. Ajak masyarakat benar-benar memperhatikan 1.000 hari pertama kehidupan.

BACA JUGA: Pekerja Ajukan Gugatan, Usai Tiga Bulan Tak Terima Upah

Dikatakannya, Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG), diharap benar-benar dijalankan. Dengan 5NG, 1.000 hari pertama kehidupan bisa diperbaiki, mengingat saat mulai menikah, masyarakat sudah difahamkan mengenai masalah gizi, kesehatan, kesiapan biologis, termasuk saat mengandung hingga anaknya berusia dua tahun.

Gerakan Jo Kawin Bocah juga mesti didukung, apalagi saat pandemi covid-19, di mana pada kultur atau tataran ekonomi tertentu, menimbulkan dampak yang berat. Tetap cegah pernikahan dini, karena secara fisiologis, ekonomi, maupun psikologis belum siap.

”Karena kalau usia terlalu muda, ketahanan keluarganya mungkin masih rentan. Kemudian pola asuh anak, karena semua serba daring banyak aktivitas di rumah, tentu harus dikuatkan lagi, ilmu parenting bagi orang tua, agar anak juga tidak kehilangan arah karena dia tidak ada teman, selalu di rumah. Jangan asyik sendiri-sendiri,” tandas Atikoh.

BACA JUGA: Tabrakan Maut di Wonogiri, Seorang Pemotor Tewas Begini Kronologinya

Hal senada juga disampaikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Dia meminta Tim Penggerak PKK dan kader untuk mendisiplinkan 5 M, dan membantu pelaksanaan 3 T, yakni testing, tracing, dan treatment. Terlebih, ada kecenderungan peningkatan kasus covid-19, serta munculnya varian baru dari India.

”Kondusivitas juga tetap dijaga, ideologi Pancasila tidak bisa ditawar. PKK, Dawis, kader, camat, dan perangkat OPD di kabupaten, juga menjadi kekuatan yang dahsyat untuk mencegah stunting. Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG), selalu diingatkan. Ibu hamil sudah periksa atau belum, asupan gizinya, lahir sehat atau tidak, dan sebagainya,” imbuh Ganjar.

Riyan-mul