blank

 

SEMARANG– Robot Covid Heroes Bot rakitan siswa MAN 1 Kota Semarang berhasil meraih medali emas pada Robot Competition “Asian Yout Robot Olympiad (AYRO) Singapore 2021, pengumuman hasil kompetisi dilaksanakan pada Minggu (2/5) secara on line.

Tim robot terdiri dari enam siswa antara lain Fentika Zahra, Galih Dwi, Komara Indra, Ela Fitriana, Faisal Nur, dan Ayub Fatwa Ibrahim dengan guru pembimbing Aris Fakhfuddin MPd dan Minanur Rahman SHum.

Wakil kepala madrasah yang sekaligus sebagai guru pembimbing Aris Fakhfuddin mengapresiasi siswanya atas prestasi yang diraih tingkat Asia Tenggara ini.

“Luar biasa, baru pertama kali ikut lomba dan langsung ikut lomba tingkat Asia tenggara Alhamdulillah meraih medali emas dan kami sangat bersyukur serta sangat mengapresisasi prestasi ini” ungkap Aris.

Ketua Komite Madrasah Ahmad Suaidi MPd mengatakan bahwa Komite sangat mendukung dan mendorong upaya madrasah untuk meraih prestasi bagi peserta didik. Kuncinya, kreatifitas guru dalam berinovasi model pembelajaran dan peka terhadap kemampuan peserta didik sehingga pengembangan bakatnya tersalurkan

Menurut Aris Fakhfuddin bahwa Robot dirancang terkait dengan protokol Kesehatan sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui kemendikbud terkait dengan pembelajaran tatap muka (PTM) bisa menimbullkan dampak positif dan negatif.

Dampak negatifnya adalah adanya potensi penularan covid-19 di lingkungan madrasah, oleh karena siswa MAN 1 Kota Semarang menciptakan robot “Covid Heroes Bot”. Robot ini berfungsi untuk membantu madrasah dalam pelaksanaan PTM saat pandemi agar bisa berjalan dengan baik.

“Dengan adanya robot in diharapkan pelaksanaan PTM saat pandemi ini bisa berjalan dengan baik, sehingga akan memudahkan madrasah dalam melaksanakan proses belajar mengajar” ungkap Aris.

Fentika Zahra selaku koordinator tim robot mengatakan bahwa sistem kerja robot ini adalah setiap siswa yang masuk kepintu gerbang MAN 1 akan dilakukan pengecekan suhu secara otomatis, jika suhu diatas 37 derajad maka sensor akan menyala membukana pintu jalur evakuasi dan robot mobil klinik akan menjemputnya, lalu mobil akan membawa menuju ke klinik untuk peemriksaanlebih lanjut oleh satgas covid.

“Jika siswa dengan suhu dibawah 37 maka akan secara otomatis pintu akan terbuka dan secara otomatis akan diberikan hand sanitizer dan masker, jika siswa membawa barang bawaan seperti tas maka barang akan diperiksa secara otomotis terkait sterilisasi barang, setelah itu siswa masuk kelas, jika dalam kelas tersebut over load dan jarak tidak aman maka sensor akan berbunyi dan ada peringatan” ungkap Fentika.

Menurut guru pembimbing lain Minanur Rahman bahwa persiapan untuk pembuatan robot ini selama dua minggu dengan sedikit kendala yaitu keterbatasan kit dan masih pemula sehingga diperlukan evaluasi dan ini adalah pengalaman pertama lomba robot dan tingkat Asia Tenggara, kami berharap ini bisa menjadi pengalaman dan bisa meraih juara sehingga memotivasi siswa lain untuk berprestasi.

Saiful Hadi – USM