blank
Warga menangis histeris saat menghadiri pemakaman Khant Nyar Hein, mahasiswa kedokteran berusia 17 tahun yang tewas tertembak saat aparat keamanan melakukan tindakan keras ditengah aksi unjuk rasa menentang kudeta di Yangon, Myanmar, Selasa (16/3/2021). Antara

BANGKOK (SUARABARU.ID) – Aktivis Myanmar merencanakan lebih banyak protes anti kudeta pada Rabu (24/03/2021), termasuk pemogokan diam-diam dengan banyak bisnis untuk tutup dan seruan kepada orang-orang untuk tinggal di rumah.

Hal itu dilakukan setelah seorang gadis berusia (7) tewas di rumahnya ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan selama penumpasan di Mandalay.

Para pengunjuk rasa pro demokrasi juga mengadakan lebih banyak upacara lilin malam termasuk di distrik ibu kota komersial Yangon dan di Thahton di Negara Bagian Mon.

Baca Juga: Meksico dan Utusan Biden Bahas “Akar Penyebab” Migrasi

Upacara lilin malam itu dilakukan setelah staf pada upacara pemakaman di Mandalay mengatakan kepada Reuters pada Selasa (23/3/2021) bahwa seorang gadis berusia (7) telah meninggal karena luka peluru korban termuda sejauh ini dalam penumpasan terhadap oposisi yang menentang kudeta 1 Februari 2021.

Tentara menembak ayahnya tetapi mengenai gadis yang duduk di pangkuannya di dalam rumah mereka, kata saudara perempuannya kepada media Myanmar Now.

Dua pria juga tewas di distrik itu, katanya.

Baca Juga: Australia Bersiap untuk Pemulihan Banjir Saat Cuaca Buruk Mereda

Pihak militer tidak segera mengomentari insiden tersebut.

Aktivis pro demokrasi mengubah taktik dan berencana untuk mengadakan pemogokan diam-diam pada Rabu (24/03/2021).

“Tidak boleh keluar, toko tutup, tidak bekerja. Semua tutup. Hanya untuk satu hari,” kata Nobel Aung, seorang ilustrator dan aktivis kepada Reuters.

Baca Juga: Korea Utara Tembakkan Dua Rudal Jarak Pendek

Unggahan di media sosial menunjukkan berbagai usaha mulai dari transportasi daring hingga apotek yang rencananya akan ditutup.

Junta menghadapi kecaman internasional karena melakukan kudeta yang menghentikan transisi lambat Myanmar menuju demokrasi dan karena penindasan mematikan terhadap protes.

Ant-Claudia