WONOSOB(SUARABARU.ID)-Puluhan santri dari TPQ, Madin dan santri Pondok Pesantren Islahut Tholibin, Kaligowong, Wadaslintang, Wonosobo mengikuti khataman Al Qur’an dan kitab kuning.
Khataman yang dirangkai dengan kegiatan peringatan Isra Mi’raj dimeriahkan hiburan grop rebana Qotrunnada dari Fatayat NU setempat, dihadiri ratusan warga masyarakat Kaligowong dan sekitarnya.
Kiai Amanurrahman pengasuh Ponpes Islahut Tholibin mengatakan, khataman al Qur’an diikuti 26 santri putra dan putri. Sedangkan santri lainnya mengikuti khataman kitab Jurumiyah, Safinatunnajah, Hidayatusibyan.
”Ada 60 santri yang mengikuti khataman dari 132 santri yang ada,” katanya, Rabu (17/3/2021).
Menurut Kiai Amanurrahman yang juga Ketua Umum Yayasan Muhammd Isa, penyelenggaraan kegiatan khaflah khotmil Qur’an wal kutub sudah menjadi agenda rutin PP Islahut Tholibin tiap tahun, biasanya dirangkai dengan peringatan hari besar Islam Isro Mi’raj bersama warga masyarakat Kaligowong.
Sementara itu, KH. Fathurrohman,Lc dari Kebumen yang mengisi tausiyah Isro’ Mi’roj mengaku sangat bersyukur melihat banyaknya santri khataman Al Qur’an ditengah situasi pandemi covid 19.
“Ternyata semangat mengaji dan belajar para santri luar biasa tidak kendor dengan adanya pandemi seperti saat ini,” ujarnya.
Tahfidzul Quran
Dikatakan, generasi sekarang bisa mengaji karena jasa para ulama terdahulu, maka mengaji harus ada gurunya dan bersanad.
Salah satu ulama yang berjasa sehingga kita bisa membaca Al Qur’an dengan baik adalah Syaikh Kholil bin Ahmad yang merintis bacaan Al Qur’an dengan harakat kemudian dilanjutkan Syaikh Qosim bin Salam pada tahun 224 H merintis adanya ilmu tajwid dalam membaca al Qur’an.
Lebih lanjut, Fathurrohman yang alumni Tarim, Hadramaut, Yaman mengatakan kegiatan khataman al Qur’an perlu terus dilestarikan, karena sekarang benteng terakhir pertahanan dan pendidikan ahlak anak-anak kita hanya pesantren yang bisa diharapkan untuk mendidik generasi masa depan bangsa.
”PP Islahut Tholibin dan Masjid Fadlurrabi Kaligowong, Wadaslintang adalah Masjid dan Pondok Pesantren tertua di kawasan Wonosobo bagian selatan dan Kebumen utara, saya berharap generasi penerusnya bisa terus melanjutkan perjuangan Kiai Muhammad Isa dan KH. Muhammad Mustajab selaku pendiri dan syaikhul masyayikh dalam mendidik para santri” ujarnya.
Sementara itu, M Muqorrobin Thoha,S.Ag selaku Ketua Pembina Yayasan Muhammad Isa, yang menaungi TPQ, Madin, Pondok Pesantren Islahut Tholibin dan TK Salafiyah Ma’arif akan terus mendorong kemajuan lembaganya mengikuti tuntutan zaman.
“Ke depan kami akan dorong peningkatan kualitas sarana dan prasarana santri agar lebih nyaman dalam belajar dan mesinergikan pengembangan pesantren dengan lembaga pendidikan yang ada mulai dari PAUD, TK Salafiyah Ma’arif, MI Ma’arif dan MTS Ma’arif,” ujarnya.
Salah satu program unggulan yang terus kami tingkatkan diantaranya pengajia kitab kuning, tahfidzul Qur’an yang diasuh Kyai Muhammad Shabib al Amin al Khafidz serta pengembangan dan pemberdayaan ekonomi santri dan masyarkat sekitar pesantren.
Muharno Zarka