WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar menyampaikan keinginanya agar Wonosobo menjadi daerah yang religius dan berdaya saing. Kota pegunungan ini dikenal sebagai kota santri.
Demikian di tegaskan Muhammad Albar saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Keagamaan Pemkab Wonosobo oleh Bagian Kesra Setda, di Pendopo Wakil Bupati setempat.
Wabup menegaskan, pemerintah harus tanggap dan merespon perkembangan yang ada di masyarakat. Dalam memberikan fasilitasi pelaksanaan pembangunan bidang keagamaan benar-benar dioptimalkan, terlihat dan bisa dirasakan oleh masyarakat.
Selain itu, imbuhnya, harus tetap mengedepankan kebersamaan dan koordinasi dari semua lini. Sehingga bisa terwujud program dan kegiatan yang selaras demi kemajuan masyarakat.
“Kami ingin merespon dan memberikan perhatian kepada lembaga keagamaan dan kemasyarakatan yang selama ini belum terkoordinasi dengan baik dan target sasaranya belum dirasakan,” tegas Albar.
Menurutnya, di Wonosobo ada ratusan Pondok Pesantren (PP), dan lembaga-lembaga keagamaan yang memerlukan perhatian,
yang kebanyakan masih terlewat dan belum tersentuh hingga saat ini.
Oleh karena itu, Albar kembali menegaskan agar pemerintah dan stake holder yang ada segera berkoordinasi dan bergerak sebagai respon dari hal itu. Sehingga manfaatnya bisa langsung dilihat dan dirasakan oleh masyarakat.
Albar menyebut sedikitnya ada 18 BLK Komunitas di PP yang sudah dibangun oleh pemerintah pusat. Namun belum digunakan secara maksimal. BLK Komunitas di PP harus dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Optimalkan BLK
“Ada 18 komunitas BLK yang dibangunkan oleh pemerintah pusat, tapi baru gedungnya saja, isinya yang seharusnya untuk menggodog para santri sebagai modal keterampilan dan pengetahuan saat kembali ke masyarakat belum ada,” keluhnya.
Pengoptimalan BLK di dalam PP tersebut, dikatakanya, bisa berupa pelatihan di berbagai bidang. Bisa tehnologi informasi dan bidang ketrampilan yang lain sesuai life skill yang dikembangkan di PP.
“Kita optimalkan BLK yang ada di PP untuk pelatihan bagi para santri, di berbagai bidang, teknologi, ekonomi, pertanian, perikanan dan sebagainya, kita optimalkan yang 18 ini dulu daripada muspro”, tegas Wabup.
Menurut Albar bukan hanya ilmu keagamaan saja tapi pengetahuan lain harus jadi modal. Karena itu pihaknya meminta BLK tersebut untuk dimaksimalkan dan dioptimalkan.
Menurut Albar, karena para santri nantinya setelah kembali ke masyarakat tidak mungkin jadi kiai semua, namun setidaknya jadi tokoh panutan di sekitarnya.
“Jadi harus punya kemampuan, pengetahuan dan skil lain selain bidang keagamaan, untuk modal saat kembali dari pondok”, tegasnya.
Selain itu, Albar meminta agar para generasi mampu memanfaatkan kemajuan teknologi sepeeti saat ini dengan cara santun bijaksana dan smart.
“Manfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk hal positif, gunakan dengan santun, bijaksana dan smart. Sehingga tehnologi informasi bisa memberi manfaat bukan mudharat”, pungkasnya.
Muharno Zarka