blank
Umat Hindu saat menerima percikan air suci yang diambil dari Tuk Mas di Desa Lebak Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang  untuk menyucikan jiwa dan raga sebelum melaksanakan  Nyepi. Foto: Yon

MAGELANG (SUARABARU.ID)- Sehari menjelang hari raya Nyepi, umat Hindu yang ada di Magelang melaksanakan rangkaian upacara dengan sederhana dan protokol kesehatan yang  ketat.

Umat yang mengikuti sembahyang di Pura Wira Buwana, Kompleks Akademi Militer Magelang dibatasi hanya 80 orang saja.

Pada upacara pengambilan air suci di Tuk Mas yang ada di Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang  yang dipimpin Jro Mangku Suronom, hanya diikuti lima orang saja.

Kesederhanaan upacara tersebut juga tampak dengan ditiadakan arak-arakan ogoh-ogoh. Yang sebelumya, arak-arakan ogoh-ogoh tersebut selalu diadakan dari depan salah satu supermarket terbesar hingga Pura Wira Buwana.

Setibanya di Pura Wira Buwana, air suci yang berasal dari sumber air  Tuk Mas tersebut dibawa keliling pura sebanyak tiga kali searah jarum jam. Dan dilanjutkan dengan upacara Tawur Agung( Mecaru) yang dipimpin Jro Mangku Wayan Kadek.

Ia menambahkan, pada sembahyang Mecaru ini, umat Hindu yang ada di wilayah Kota dan Kabupaten Magelang juga mendoakan secara khusus agar pandemi virus corona yang ada di seluruh muka bumi ini segera berakhir.

Gde menjelaskan, sembahyang Tawur Agung  mempunyai makna untuk menjaga keharmonisan antara Buana Agung (alam semesta) dengan Buana Alit ( umat manusia).

Catur Berata
Menurutnya, setelah melaksanakan sembahyang Tawur Kesanga.Dan, pada Minggu(15/3)  umat Hindu melakukan Catur Berata ( empat pantangan) selama 24 jam.

“Empat  pantangan yang wajib dilaksanakan tersebut , yakni amati geni ( berpantang menyalakan api), amati karya (menghentikan aktivitaskerja), amati lelanguan (menghentikan kesenangan) dan amati lelungaan (berpantang berpergian),” imbuh mantan Kapolsek Magelang Utara ini.

Gde Suarti menjelaskan, dalam kesenyapan hari suci Nyepi itu, umat Hindhu melaksanakan mawas diri, menyatukan pikiran, serta menyatukan cipta, rasa, dan karsa, menuju penemuan hakikat keberadaan diri  dan inti sari kehidupan semesta.

Yakni,melaksanakan berata penyepian upawasa (tidak makan dan minum), mona berata (tidak berkomunikasi) dan jagra (tidak tidur).

Yon-wied