blank
Boat atau perahu motor yang disewakan sebagai daya tarik bagi pengunjung di tempat wisata Bukit Cinta, Kabupaten Semarang. Foto : Absa

BANYUBIRU (SUARABARU.ID)- Silver Boat, merupakan satu organisasi yang dibentuk oleh masyarakat sekitar tempat wisata Bukit Cinta, yang memengaruhi perkembangan lokasi wisata di sebelah barat daya Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang ini.

Kenapa sangat berpengaruh? Sebab, sebelum tempat wisata yang berlokasi di desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini dinamakan Bukit Cinta, perahu kecil bermotor yang kemudian berorganisasi ini, sudah ada di pinggir danau untuk melayani para pengunjung yang memiliki hobi memancing.

“Sebelum tempat ini menjadi tempat wisata dan dinamakan Bukit Cinta, penyewa perahu ini sudah ada mas. Disewa oleh orang-orang yang mau mancing,” tutur Woko Listiana, Ketua Silver Boat, organisasi yang menaungi pemilik perahu yang disewakan di Bukit Cinta ini, saat ngobrol dengan suarabaru.id di pinggir rawa pening.

blank
Woko Listiana, Ketua Silver Boat, organisasi yang menaungi pemilik perahu yang disewakan di Bukit Cinta ini, saat mengawasi anggotanya di pinggir rawa pening Bukit Cinta, Banyubiru, Kabupaten Semarang. Foto : Absa

Baca juga Hari Libur, Bukit Cinta Kabupaten Semarang Dikunjungi Wisatawan Lebih 1.000 Orang

Warga asli Desa Kebondowo,  Banyubiru ini menjelaskan, organisasi yang dipimpinnya ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Sekitar tahun 1970-an, perahu motor ini hanya melayani para pemancing. Lalu berjalannya waktu, karena tempat tersebut sudah dikenal banyak orang, boat menjadi daya tarik pengunjung untuk berwisata di Bukit Cinta, dengan mengeliling Rawa Pening.

“Tarif sewa perahu, sekarang Rp 100 ribu untuk 4 penumpang. Keliling ke Rawa Pening ya kira-kira sekitar satu jam. Bergantian perahunya,” jelas Koko, panggilan akrabnya.

Disampaikan juga oleh Koko, untuk pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan organisasi, yang beranggotakan 31 orang ini, disepakati dengan membuat koperasi simpan pinjam yang dikelola dan digunakan untuk anggota sendiri.

“Kita ada kas mas. Tiap bulan biasanya terkumpul Rp 2,5 juta. Tapi karena pandemi ini, iuran dikurangi. Tiap Minggu kita tarik Rp 10 ribu tiap anggota. Ya dari iuran itu, kita kelola untuk simpan pinjam anggota. Selain juga untuk pengelolaan dan perawatan lingkungan rawa pening ini mas. Untuk beli bambu, agar zona aman. Sampai sekarang, kas Silver Boat ada sekitar Rp 17 juta mas,” ungkap Koko.

Absa-wied