Asna juga meminta pemerintah juga menindak tegas pelaku pelecehan perempuan. Dia juga meminta agar RUU Penghapusan Kekerasan Seksual segera disahkan.

Dilansir dari berbagai sumber, Hari Perempuan Sedunia bermula dari aksi unjuk rasa di tahun 1909 dan kemudian dirintis oleh kaum sosialis di Amerikat Serikat. Tahun ini isu keseteraan wanita kembali diangkat.

Sejarah Hari Perempuan Sedunia yang dikutip dalam situs Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) peringatan Hari Perempuan Sedunia ini dilakukan pertama kali pada 28 Februari 1909 di New York, Amerika Serikat untuk memperingati setahun berlalunya demonstrasi kaum perempuan setahun sebelumnya di New York.

Gerakan tuntutan hak oleh kaum perempuan tahun 1908 ini dilatarbelakangi oleh para pekerja pabrik garmen. Mereka menuntut hak berpendapat dan berpolitik.

Pada tahun 1910, organisasi sosialis internasional berkumpul di Kopenhagen untuk menetapkan Hari Perempuan. Usul ini disepakati oleh 100 perempuan dari 17 negara. Namun belum ditetapkan soal tanggal berapa hari tersebut diperingati.

Tahun berikutnya, Hari Perempuan Internasional ditandai pada 19 Maret dan diperingati di Austria, Jerman, Swis, dan Denmark. Lebih dari 1 juta perempuan dan laki-laki ikut terlibat.