blank
pembangkit listrik tenaga surya/bayu sudah tersebar di Indonesia. Foto: Ist

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kebutuhan akan daya listrik mandiri yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia semakin meningkat akhir-akhir ini. Bukan hanya di sektor komersial, namun juga di sektor perumahan.

Hal itu disampaikan Perwakilan PT. ATW SOLAR Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta, Bambang Widjanarko kepada awak media di Semarang, Kamis (4/2/2021).

“Seperti yang telah diramalkan sejak awal, PLTS mulai masuk ke Indonesia di tahun 2013, mulai tahun 2020 kebutuhan terhadap listrik bertenaga surya akan mengalami peningkatan besar,” kata Bambang.

“Walaupun pada akhir triwulan pertama 2020 penjualan PLTS sempat melambat seiring munculnya kepanikan masyarakat akibat merebaknya virus Covid-19 di Indonesia, namun pada pertengahan tahun 2020 malah terjadi peningkatan kebutuhan luar biasa di sektor perumahan, akibat dari efek work from home (WFH) yang banyak meningkatkan konsumsi daya listrik di perumahan, sehingga mengakibatkan tagihan listrik bulanan membengkak,” jelas Bambang.

Menyikapi hal ini, PT. ATW SOLAR, sebagai salah satu pemain panel surya paling aktif di Indonesia, menjalin kerjasama pemasaran pada awal 2021 ini dengan INDOCOM Group Purwokerto, untuk memasarkan PLTS ke berbagai sektor di seluruh Jawa Tengah.

Sementara Direktur INDOCOM Group, Yenny Wijaya mengatakan, potensi bisnis PLTS kedepannya sangat menjanjikan, karena pada akhirnya dunia akan semakin banyak memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT), seperti surya dan bayu untuk menggantikan energi fosil yang terbukti jauh lebih polutif dan menyebabkan pemanasan global.

“Saat ini sudah ada sekitar 3.000 unit rumah yang menggunakan PLTS tersebar di seluruh Indonesia, dan sekitar dua pertiganya dipasang oleh PT. ATW SOLAR,” ujar Yenny.

Menurut Yenny, banyak kontrak yang masih dalam proses pengerjaan. “Kami ingin menangkap peluang yang masih sangat besar di Jawa Tengah, karena pemanfaatan EBT baru saja dimulai,” tukasnya.

Ning