Kepala Dinas Lingkungan Hidup Wonosobo Widi Purwanto saat meninjau lokasi longsoran. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Gundukan sampah setinggi sekitar 40 meter di TPA Wonorejo, Kecamatan Selomerto longsor pada Sabtu (12/12/2020) lalu. Akibatnya, tempat pengolahan kompos dan tinja tertimbun material longsor. Sehingga menyebabkan kerugian material ditaksir mencapai 1,5 miliar.

“Ini kejadian bencana alam. Longsornya tempat pembuangan akhir sampah ini akibat curah hujan yang cukup tinggi sejak beberapa hari yang lalu,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wonosobo, Widi Purwanto saat ditemui disel-sela meninjau lokasi longsor, Senin (14/12).

Menurutnya, berdasarkan hasil dari investigasi yang dilakukan, longsor diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi sejak hari Jumat (11/12) sampai Sabtu (12/12) lalu. Sehingga tumpukan sampah yang sudah penuh ini longsor dan menimbun tempat pengolahan sampah.

“Longsor karena adanya pergeseran tumpukan sampah ini terjadi pada Sabtu (12/12) sekitar pukul 22.00 WIB. Akibatnya tanah seluas 3 ribu meter tertimbun sampah. Memang sebagian besar milik Pemkab dan hanya sekitar 20 meter yang milik warga sekitar,” jelasnya.

Kerugian 1,5 M

Lokasi longsoran di TPA Wonorejo Selomerto Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

Selain itu tempat pengolahan kompos dan tinja serta peralatan-peralatan yang merupakan aset milik Pemkab Wonosobo juga ikut tertimbun sampah. Sehingga kerugian material ditaksir mencapai Rp 1,5 miliar.

“Tidak ada korban dalam peristiwa ini. Kerugiannya diperkirakan mencapai 1,5 miliar, karena masih dihitung peralatan-peralatan pengolahan yang ikut tertimbun bersama gedung. Selain itu ada beberapa pohon juga yang tertimbun,” jelasnya.

Namun pihaknya memastikan pengolahan sampah tetap berjalan seperti biasa dengan memanfaatkan perluasan lahan TPA yang belum digunakan. Sementara untuk pengolahan tinja, pihaknya menggunakan kolam lindi.

“Untuk tempat pengolahan kompos, kita berharap tahun depan bisa dianggarkan lagi oleh Pemkab bersama DPRD Wonosobo,” tandasnya.

Muharno Zarka-Wahyu