MAGELANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Sigit Widyonindito memaparkan inovasi Kota Magelang pada tahapan penilaian gelaran Innovative Government Award (IGA) 2020.
IGA merupakan kegiatan tahunan yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendargri) melalui Badan Litbang Kemendagri untuk memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah yang telah melakukan inovasi dalam tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik.
Presentasi inovasi daerah yang dilakukan oleh kepala daerah merupakan tahap ketiga dari seluruh tahapan penilaian IGA. Adapun paparan dilakukan secara virtual di hadapan tim penilai di Command Center Kota Magelang, bebeapa hari lalu.
Sigit memaparkan 7 dari 111 inovasi unggulan Kota Magelang. Yakni Galeri Inovasi dan Apresiasi Budaya Iptek yang digagas Balitbang. Berikutnya Hatii Pakem dan Suster Mahisa dari RSUD Tidar, SI SAKTI dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Aplikasi Magelang Cerdas dan IndiGO dari Dinas Komunikasi Informatika dan Statistika.
‘’Hatii Pakem adalah inovasi untuk mengatisipasi ketersediaan alat pelindung diri (APD) para tenaga medis untuk menanagani pasien Covid-19. Demikian juga Suster Mahisa, karya inovatif berupa alat sterilisasi untuk mengantisipasi ketersediaan masker N-95,’’ terangnya.
Menurutnya, Kota Magelang adalah kota kecil dengan luas wilayah 18.54 kilometer persegi, terdiri 3 kecamatan dan 17 kelurahan. Dalam Inovasi DATAGO pada triwulan 3 tahun 2020, jumlah penduduka Kota Magelang sebanyak 129.586.
Meski kecil dan minim sumber daya alam, Kota Magelang memiliki cita-cita menjadi ‘Singapura-nya Jawa Tengah’. Kondisi ini menjadi motivasi pemerintah, yang didukung seluruh unsur masyarakat, untuk merumuskan strategi meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
‘’Sawah kami sempit, tidak punya hutan, tapi Indikator Makro+ Kota Magelang cukup membanggakan, pada tahun 2019 di atas rata-rata Provinsi Jawa Tengah,’’ ujar Sigit.
Dia merinci, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Magelang sebesar 78,80, kemudian Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) sebesar 77,83, Indeks Pembangungan Gender (IPG) mencapai 95,51. Adapun nilai Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Kota Magelang mendapat B.
‘’Partisipasi aktor inovasi tahun 2018-2019 sebanyak 72 karya, untuk tahun tahun 2004-2017 mencapai 253 karya yang kami hasilkan. Implementasi dan konsistensi terkait inovasi sudah kami Perda-kan, ini adalah pertama kali di Indonesia pada tingkat daerah,’’ ungkapnya.
Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian menjelaskan, presentasi ini merupakan tahapan ketiga dari empat penilaian gelaran IGA Award 2020. IGA merupakan upaya untuk merangsang pemerintah daerah agar terus berinovasi dengan meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerahnya.
‘’IGA ini diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Yakni melalui peningkatan pelayanan publik, pemberdayaan masyarakat dan peran serta masyarakat, terakhir dengan apa yang disebut peningkatan daya saing daerah,’’ kata Tito, dalam sambutan yang dibacakan Sekretaris Jenderal Kemendagri, Muhammad Hudori.
Mantan Kapolri itu menegaskan, inovasi tak hanya sebagai pengetahuan, tetapi juga budaya. Dalam dunia yang penuh risiko, dinamis dan kompetitif, harus mengembangkan cara-cara dan nilai-nilai baru terlebih dalam situasi pandemi. Jangan sampai terjebak dalam rutinitas yang monoton.
‘’Saya kira ini yang sering disampaikan oleh Bapak Presiden dalam berbagai kesempatan acara-acara penting,’’ katanya.
Untuk diketahui, lima kategori pemenang dalam IGA 2020, adalah Provinsi Sangat Inovatif, Kabupaten Sangat Inovatif, Kota Sangat Inovatif, Daerah Teringgal Sangat Inovatif, dan Daerah Perbatasan Sangat Inovatif.
Dari lima kategori itu, sebanyak 38 daerah yang berhasil lolos ke tahapan presentasi. Rinciannya7 provinsi, 12 kabupaten, 12 kota, 3 daerah tertinggal dan 4 daerah perbatasan. Tahapan presentasi berlangsung selama dua hari yakni 4-5 November 2020 secara virtual.
Daerah yang masuk nominasi telah melalui dua tahapan sebelumnya. Yakni penjaringan inovasi dan penilaian indeks inovasi. Usai mendengar paparan, sebenarnya dilakukan tahapan verifikasi lapangan untuk mengumpulkan bukti-bukti yang lebih akurat dan kuat. Namun, karena merebaknya pandemi sehingga tahapan verifikasi lapangan ditiadakan.
Penulis : prokompim/kotamgl
Editor : Doddy Ardjono