JEPARA,(SUARABARU.ID) – Ada yang menarik di Polres Jepara tadi siang namun tidak banyak anggota yang agenda Kapolres. Jum’at siang tadi Kapolres AKBP Nugroho Tri Nuryanto, SH, SIK,MH mendapatkan tamu khusus.
Agus Ahmad Sabis dan kakak semata wayangnya, Sri Indayati. Kakak beradik yang masih lajang dan tinggal di RT 01/RW 01 Desa Dongos, Kecamatan Kedung secara khusus ingin bertemu dengan Kapolers Jepara.
Mereka tidak datang sendiri. Sebab keduanya juga didampingi oleh Petinggi Dongos A. Sholeh, Ketua BPD Muhammad, tokoh agama Kyai Romdhon, tokoh masyarakat Suparno dan sepupunya, Asmoyo. Mereka diterima langsung Kapolres hampir 90 menit diruang kerjanya dengan didamping Kasat Reskrim AKP Djohan Andika dan Humas Polres Jepara, Iptu Edi Purwanto.
Agus Ahmad Sabis dan Sri Indayati siang itu ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kapolres Jepara dan jajarannya. Sebab dalam waktu singkat berhasil menangkap pembunuh adik kandungnya, Sintya Wulandari setelah diburu hampir 6 hari.
Namun setiap kali membicarakan adiknya keduanya tidak mampu berkata karena kepedihan hati, Agus dan Indayati diwakili oleh Kyai Romdhon untuk menyampaikan ucapan terima kasihnya.
Sebab bagi keduanya, almarhum Sintya Wulandari adalah adik yang walaupun manja namun juga mandiri dan baik. Tiga bersaudara ini memang tinggal dirumah sendirian. Sebab kedua orang tuanya telah meninggal.
Ayahnya yang bernama Sarjo telah meninggal 10 tahun lalu. Sedangkan ibunya yang bernama Namah meninggal 2 tahun yang lalu. Karena itu ketika Sintya ditemukan tewas mengenaskan, mereka belum bisa menerima kenyataan itu.
“Ikhlaskan, agar almarhumah khusnul khotimah,” ujar Nugroho Tri Nuryanto memberi nasehat keduanya. Percayakan kepada aparat kami. Tersangka akan mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai undang-undang. Apalagi kedua kakinya juga sudah ditembak saat mau melarikan dir, tambahnya.
Kapolres juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para ulama, tokoh masyarakat dan warga desa Dongos yang telah memberikan dukungan dan juga doa hingga tersangka Indra Permana dapat ditangkap.
“Padahal tersangka sebenarnya berniat untuk pergi kerumah istrinya di Lampung. Untung istrinya tidak mau menerima karena ada pertemuan keluarga besar di kampungnya,” tambah Kasat Reskrim AKP Djohan Andika. Jika tersangka ke Lampung kemungkinan perburuan akan lebih panjang, tambah Djohan.
Menurut Djohan, sampai saat ini berdasarkan hasil penyidikan, tersangka Indra Permana adalah pelaku tunggal. Tidak ada keterkaitan tindak pidana yang dilakukan dengan istri maupun orang lain. “Kita tidak boleh menghakimi bahwa ada orang lain, atau anggota keluarganya yang terlibat. Jika fakta dan buktinya tidak menyatakan demikian,” pinta Djohan Andika.
Hadepe / Ulil Abshor