blank
Maria Velez dari Orlando, Florida, memeluk nisan putranya Stephen di Ohio Western Reserve National Cemetery pada Memorial Day, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Seville, Ohio, Amerika Serikat, Senin (25/5/2020). Antara

WASHINGTON (SUARABARU.ID) – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pada Rabu mengkonfirmasi 1.678.843 kasus virus corona, yang naik 16.429 kasus dari jumlah sebelumnya.

Menurutnya, jumlah kematian juga naik sebanyak 770 menjadi 99.031 kematian.

CDC melaporkan data mengenai kasus penyakit pernapasan, yang dikenal sebagai COVID-19 dan disebabkan oleh virus corona jenis baru, pada 26 Mei pukul 16.00 ET versus laporan sebelumnya pada Selasa.

Angka CDC tentu saja tidak mewakili jumlah kasus yang dilaporkan oleh setiap negara bagian.

Sebelumnya sekitar awal Mei, Presiden AS Donald Trump berharap bahwa jumlah korban kematian akibat corona di AS tak mencapai 100.000 jiwa. Dia memberikan perkiraan sekitar 70.000 jiwa.

Media AS telah membuat komparasi antara korban perang Vietnam yang berkisar angka 63.000 jiwa dan korban meninggal akibat corona yang melampaui jumlah tersebut.

Perkiraan yang disampaikan pejabat kesehatan pemerintahan Trump, Dr Anthony Fauci justru yang mendekati kenyataan bahwa korban meninggal akibat corona bisa mencapai 100.000 jiwa.

Trump termasuk pemimpin negara yang berhasrat segera melonggarkan karantina wilayah untuk menghidupkan kembali bisnis di negaranya. Hal serupa juga dikehendaki oleh Presiden Brazil Jair Bolsonaro yang kini harus menghadapi situasi corona di negerinya, yang jumlah kasus dan korban meninggal akibat coronanya berada di peringkat kedua setelah AS.

Ant/Muha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini