JEPARA (SuaraBaru.Id) -Beban kurikulum yang sangat padat serta terbatasnya literatur tentang kearifan sejarah lokal menyulitkan guru dalam mengembangkan pembelajaran karakter berbasis budaya lokal. Oleh sebab itu Yayasan Kartini Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Dahma Bhakti Lestari dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Jepara akan menggelar Seminar Sehari Guru Duta Budaya.
Seminar yang akan berlangsung di Gedung Ratu Shima Jepara Sabtu ( 28/ 12-2019 ) ini akan menghadirkan tiga pembicara yaitu Alamsyah ( Universitas Diponegoro Semarang ), Hadi Priyanto (Penulis) dan Sarjono ( budayawan) ini akan diikuti oleh 100 guru sejarah SMA, SMK, GURU Mapel IPS SMP, guru SD, PAUD, TK dan pegiat budaya lokal Jepara.
“Harapan kami melalui kegiatan ini para peserta akan mendapatkan bekal pengetahuan tentang kearifan sejarah dan budaya lokal Jepara, utamanya tentang Ratu Kalinyamat dan RA Kartini” ujar KetuaYayasan Kartini Jepara, Hadi Priyanto. Disamping itu kepada peserta juga akan diberikan materi metode pembelajaran yang mungkin bisa dilakukan oleh para guru untuk mengajarkan kearifan sejarah lokal kepada muridnya, tambah Hadi Priyanto.
Menurut Hadi Priyanto, Jepara merupakan kota tua yang eksistensinya telah mulai dicatat sejarah pada abad ke-6 . Perjalanan kota ini juga diwarnai dengan kehadiran dan kebesaran Ratu Kalinyamat yang telah mengantarkan Jepara dalam puncak kebesarannya sebagai bandar terbesar dipesisir utara pulau Jawa. “Juga perlawanannya terhadap penjajahan Portugis di Malaka yang kemudian menjadi salah satu sumber inspirasi bangsa ini untuk menolak dan melawan segala bentuk penindasan dan penjajahan,”ujar Hadi Priyanto.
Persoalannya, dengan model kurikulum 2013 ini tidak memberikan ruang yang cukup bagi para guru untuk mengembangkan model pembelajaran berbasis kearifan budaya dan sejarah lokal. “Apalagi dalam banyak buku pegangan murid, sejarah lokal Jepara hampir-hampir tidak ada. Kalaupun ada hanya kulit luarnya saja,”papar Hadi Priyanto. Seni ukir yang berdasarkan Perda tentang Pendidikan Kabupaten Jepara harus menjadi muatan lokal disemua jenjang pendidikan di Jepara saja tidak bisa dilakukan,tambah Hadi Priyanto.
Oleh sebab itu melalui kegiatan ini diharapkan akan dapat dibangun komitmen bersama, guru sebagai duta budaya. “Ini salah satu strategi dan metode dalam mengembangkan pembelajaran karakter anak didik berbasis kearifan sejarah dan budaya lokal,” ujar penulis buku Ratu Kalinyamat Rainha de Japara. (SuaraBaru.Id/ Ulil Abshor)