MAGELANG- Memiliki banyak potensi dan inovasi, Kelurahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang, diunggulkan dalam pemilihan Pelaksana Gotong Royong Masyarakat Tingkat Jawa Tengah Tahun 2019.
Potensi dan inovasi yang dimiliki warga kelurahan itu meliputi bidang kemasyarakatan, ekonomi, lingkungan dan sosial budaya.
Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina mengemukakan hal itu saat menerima tim penilai lapangan Pelaksana Gotong Royong Masyarakat Tingkat Jawa Tengah, di Aula Kelurahan Tidar Selatan, Magelang Selatan.
”Tidar Selatan punya banyak inovasi dan potensi unggulan yang patut dibanggakan, jadi pantas jika diunggulkan sebagai pelaksana terbaik gotong royong masyarakat tingkat Jateng,” ungkapnya, kemarin (14/3).
Dia menuturkan, di bidang kemasyarakatan, Tidar Selatan membuat Kampung Warna Warni dan Kampung Dolanan Tidar Sari. Lalu di bidang ekonomi, wilayah ini banyak berkembang UMKM yang memproduksi aneka makanan dan oleh-oleh khas Magelang seperti batik dan tahu. Sektor ini sangat membantu pemberdayaan ekonomi masyarakat.
”Tahu produksi Tidar Selatan dipastikan beda dengan yang lain, dibuat secara khusus dan higienis jadi sehat dikonsumsi. Kalau batik khas Magelang sudah kami terapkan peraturan setiap ASN wajib memakai setiap Kamis dan Jumat,” tuturnya.
Kemudian di bidang lingkungan terdapat Kampung Anggrek Tidar Campur, Bank Sampah Lancar Truna, Kampung Organik Trunan, Kampung Mozaik Tidar Warung dan Kampung Kerajinan Daur Ulang Tidar Warung.
Berikutnya di bidang sosial budaya dan keagamaan, kelurahan ini telah berkembang tradisi-tradisi local. Seperti grebeg gethuk, grebeg tahu dan sadranan yang secara rutin diselenggarakan setiap tahun.
”Saya berharap pencapaian Tidar Selatan ini dapat memperkuat semangat gotong royong masyarakat. Lebih dari itu dapat menginspirasi lingkungan dan wilayah lain untuk terus berbenah meningkatkan pelayanan masyarakat,” terangnya.
Ketua Tim Penilai Pelaksana Gotong Royong Masyarakat Tingkat Jateng 2019 Agus Suranta, menjelaskan, Kelurahan Tidar Selatan masuk tiga besar dalam pemilihan ini. Dua kandidat lainnya adalah Kota Semarang dan Pekalongan.
Adapun tim penilai yang datang dari lintas instansi, mulai dari Biro Kesejahteraan Rakyat, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Koperasi, Kesbangpol dan Linmas, TP PKK Jateng, Dispemdes Dukcapil hingga Universitas Diponegoro (Undip).
”Kami melakukan penilaian dengan tinjauan lapangan. Sejauh ini kami lihat gotong royong di Kota Magelang khususnya Tidar Selatan, sudah merata,” tutur Agus.
Menurutnya, pemilihan ini tidak semata-mata mencari pemenang, namun bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan semangat gotong royong masyarakat.
Hal terpenting adalah pelaksanaan gotong royong di masyarakat terus berkembang dan kuat, minimal dalam empat aspek. Yakni kemasyarakatan, ekonomi, lingkungan serta sosial budaya dan keagamaan.
”Sebelum tinjauan lapangan ini, sudah ada tahap presentasi proposal di Semarang pada 8 Maret 2018,” ujarnya.
Suarabaru.id/dh