MAGELANG- Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dinobatkan sebagai kepala daerah yang inovatif, kreatif dan entrepreneurial. Terkait prestasi itu, Sigit kemudian ditetapkan menjadi salah satu dari 35 bupati/walikota di Indonesia penerima penghargaan Walikota Entrepreneur Award 2018 kategori kesehatan.
‘’Saya tidak menyangka mendapat penghargaan ini, karena tiba-tiba saja ada undangan untuk menerima penghargaan,’’ ujar Sigit, Kamis (6/12).
Penghargaan itu diserahkan bersamaan dengan pelaksanaan INA (Innovation Network of Asia) Apeksi Award 2018 di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Rabu (5/12) malam. Sigit tidak datang ke acara itu, dia diwakili oleh Wakil Wali Kota Magelang, Windarti Agustina.
Windarti menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, didampingi Sekjen Kemendagri, Hadi Prabowo.
Sigit menuturkan, penghargaan Walikota Entrepreneur Award 2018 kategori kesehatan ini menjadi motivasi dirinya untuk terus memberikan yang terbaik bagi Kota Magelang, terutama di bidang pelayanan kesehatan.
Dia menyebutkan, wujud komitmen pemerintah dalam bidang kesehatan di antaranya dengan terus melengkapi fasilitas di rumah sakit maupun puskesmas, serta status rumah sakit dan puskesmas yang kini telah beralih menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
‘’Ini adalah wujud komitmen agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa optimal. Status BLUD juga menunjukkan bahwa rumah sakit sudah mandiri, bisa mengelola dan mengatur manajemen dengan baik,’’ ungkapnya.
Terkait upaya preventif, Sigit terus mengampanyekan gerakan hidup bersih dan sehat di setiap kesempatan. ‘’Ini sebagai upaya agar masyarakat sadar bahwa pola hidup bersih dan sehat itu penting,’’ ungkapnya.
Hermawan Kertajaya, Founder dan Chairman MarkPlus Inc dan salah satu Tri-Founder Philip Kotler Center for ASEAN Marketing (PK CAM), menjelaskan, penghargaan Walikota Entrepreneur Award merupakan apresiasi kepala daerah dari aspek inovasi, kreasi dan entrepreneurship yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan mulai dari kemiskinan, layanan kesehatan, layanan pendidikan, pariwisata, perdagangan sampai peningkatan investasi.
Dalam prakteknya, penilaian dan seleksi penerima penghargaan ini melibatkan International Council for Small Business (ICSB), PK CAM, APPSI (Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia), APKASI (Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia), dan APEKSI (Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia).
‘’Daerah pemenang bukan berasal dari daerah yang sedang menghadapi kasus hukum, minimal mencapai status tinggi dalam penilaian kinerja oleh Kementerian Dalam Negeri, dan kepala daerah memiliki kewajaran masa jabatan,’’ terang Hermawan. (Suarabaru.id/dh).