blank
Penyerahan cinderamata dalam Persidangan Sinode Tahunan Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat 2025. Foto: UKSW

SALATIGA (SUARABARU.ID) – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menegaskan komitmennya untuk terus mendukung perkembangan gereja melalui inovasi akademik yang relevan.

Dalam Persidangan Sinode Tahunan (PST) Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) 2025, UKSW memperkenalkan transformasi skripsi mahasiswa menjadi Tugas Talenta Unggul (TTU) yang diharapkan dapat menjadi solusi konkret bagi tantangan pelayanan gereja.

“Kami membuka kesempatan bagi fakultas-fakultas di UKSW untuk mengembangkan talenta mahasiswa dalam pelayanan gereja-gereja GPIB. Kolaborasi ini bukan sekadar retorika, melainkan panggilan untuk bersama menghadapi tantangan gereja dengan inovasi yang relevan,” ujar Rektor UKSW, Profesor Intiyas Utami, Jumat (14/3/2025).

Sebagai tuan rumah PST GPIB 2025 yang diselenggarakan pada Rabu-Sabtu (12-15/3/2025), UKSW menyambut kepercayaan ini dengan penuh sukacita. Momen ini menjadi bagian dari sejarah perjalanan UKSW dalam membangun sinergi dengan gereja-gereja pendukung, termasuk GPIB, demi menjawab tantangan zaman dengan semangat pelayanan.

Rektor Intiyas menegaskan kesiapan UKSW untuk memperkuat kemitraan dengan GPIB dan gereja pendukung lainnya. “Terimalah salam termanis dari UKSW. Kami menyadari bahwa perjalanan sebagai pilar pendidikan dan iman tidak dapat ditempuh sendiri. Oleh karena itu, kami ingin semakin erat bermitra dengan GPIB, bergandengan tangan dalam satu hati demi kemajuan bersama,” tuturnya.

Dengan semangat kerja sama dan kolaborasi, UKSW dan GPIB siap melangkah bersama dalam menghadapi tantangan masa depan. “Kami menyadari bahwa perjalanan ini membutuhkan dukungan doa serta keterlibatan aktif dari semua mitra. Mari kita buktikan bahwa dengan satu hati dan sinergi yang kuat, kita mampu membawa perubahan yang nyata bagi gereja dan masyarakat,” kata Rektor Intiyas.

Kolaborasi Erat

PST GPIB 2025 ini merupakan gelaran akbar melibatkan 600 peserta, yang merupakan fungsionaris Majelis Sinode, para pendeta maupun majelis utusan jemaat dari 350 gereja GPIB di seluruh Indonesia, yang tersebar di 26 provinsi. Persidangan ini semakin istimewa dengan hadirnya berbagai tokoh penting, termasuk Ketua Umum Majelis Sinode GPIB XXI, Pendeta Drs. Paulus Kariso Rumambi, M.Si. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya mendayagunakan teknologi digital dalam penggembalaan gereja agar semakin relevan di era modern. “Kehadiran UKSW dalam ekosistem pendidikan dan pelayanan dan gereja merupakan wujud nyata dari panggilan misi Kristus,” ungkapnya.

Wali Kota Salatiga, dr. Robby Hernawan, Sp.OG., juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya PST di kota yang dikenal sebagai salah satu kota tertoleran ini. “Salatiga memiliki sejarah panjang dalam keberagaman dan keharmonisan di mana GPIB juga turut mengambil peran penting. Kami berharap persidangan ini menghasilkan program-program yang berdampak luas, tidak hanya memperkokoh kualitas keimanan umat Kristen, tetapi juga merawat antarumat beragama,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia PST 2025, Pendeta Deasy E. Wattimena-Kalalo, S.Th., M.A., menegaskan bahwa persidangan ini merupakan perayaan iman yang diwarnai semangat kebersamaan. “Setelah 25 tahun, akhirnya Mupel Jawa Tengah – DIY kembali mendapatkan kesempatan menjadi tuan rumah. Ini bukan sekadar sidang tahunan, tetapi juga wadah untuk bersama-sama merencanakan langkah gereja ke depan dengan lebih terstruktur dan strategis,” katanya.

Untuk pertama kalinya, persidangan ini diselenggarakan di universitas dan melibatkan kolaborasi erat dengan UKSW, yang tidak hanya menyediakan fasilitas, tetapi juga mendukung jalannya acara dengan berbagai inovasi, termasuk pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI). “Dukungan dari UKSW, Pemkot Salatiga, dan masyarakat Jawa Tengah sangat berarti bagi suksesnya acara ini,” tambahnya.