KUDUS (SUARABARU.ID) – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) juga merebak di wilayah Kabupaten Kudus. Tercatat sejak bulan Januari 2025 ini sudah ada temuan 18 kasus ternak baik sapi maupun kerbau yang terjangkit penyakit ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Didik Tri Prasetiyo didampingi Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Arin Nikmah mengatakan berdasarkan data yang ada, sejak tahun 2024 lalu, temuan PMK sudah mencapai 135 kasus.
Dan ternak yang terjangkit, dua ekor sapi diantaranya mati dan beberapa diantaranya harus dipotong paksa.
“Ada juga yang sembuh, tapi yang cukup parah harus dipotong paksa,”kata Arin di sela-sela edukasi kepada pedagang ternak di Pasar Hewan Kecamatan Mejobo, Rabu (8/1).
Oleh karena itu, kata Arin, pihaknya kini terus memberikan edukasi kepada pedagang hewan ternak tentang upaya pencegahan dan penanganan penyebaran PMK.
“Meskipun sebelumnya sudah pernah muncul kasus PMK, tetapi pedagang hewan ternak maupun para peternak tetap harus diedukasi kembali agar penularan PMK tidak meluas,” tambahnya.
Dikatakan, upaya paling efektif untuk pencegahan, yakni dengan melakukan vaksinasi hewan ternak, mencegah lalu lintas ternak ke luar daerah, serta menjaga kebersihan kandang.
“Untuk vaksinasi PMK, peternak di Kabupaten Kudus mulai sadar karena sebelumnya vaksinasi sudah menyasar 4.532 ekor hewan ternak baik sapi, kerbau, maupun kambing,” ujarnya.
Dinas Pertanian dan Pangan Kudus juga membagikan cairan disinfektan kepada pedagang sekaligus peternak untuk menyemprot kandangnya agar terhindar dari penyebaran PMK.
Selain mengedukasi, pihaknya juga melakukan pemeriksaan hewan ternak, serta monitoring dan pengawasan guna memastikan ada tidaknya hewan ternak yang terjangkit PMK.
Dari hasil pemeriksaan hewan ternak di Pasar Hewan Gulang, Dinas Pertanian dan Pangan Kudus juga menemukan adanya satu ekor sapi yang mengalami sariawan sebagai gejala awal terjadinya PMK.
Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Arin Nikmah menambahkan hewan ternak yang terindikasi klinis akan dilakukan pengobatan hingga sembuh dengan pemberian vitamin dan peternak diminta untuk mengisolasi ternak agar tidak menular.
“Di pasar hewan juga akan disiagakan tim dokter hewan dan petugas pemeriksa. Hal terpenting ketika ditemukan indikasi klinis segera hubungi kami agar cepat ditindaklanjuti,” ujarnya.
Penyemprotan cairan disinfektan juga akan dilakukan terhadap hewan dan kendaraan yang masuk pasar, sedangkan saat pasar tutup juga akan dilakukan sterilisasi.
Untuk vaksinasi PMK, kata dia, pihaknya masih menunggu droping vaksin dari pemerintah pusat. Karena nantinya vaksinasi didasarkan pada temuan kasus PMK.
Ali Bustomi