KOTA TEGAL (SUARABARU.ID) – Pengusaha sarung asal Tegal, Jawa Tengah Jamal Alkatiri yang juga owner PT Asaputex minta pemerintahan yang baru membatalkan kenaikan pajak dari 11 persen menjadi 12 persen.
Jamal menyampaikan, pemerintah harus membantu kita pengusaha tekstil yang ada di Pantura dari Kabupaten Brebes hingga ke Kabupaten Batang. Pemerintah baru harus bisa memberantas selundupan tekstil dari Cina, berantas judi online, dan batalkan kenaikan pajak dari 11 persen naik menjadi 12 persen.
“Itu sangat mengganggu kita. Kita bikin berapapun ternyata Cina jual lebih murah,” kata Jamal.
Setelah diselidiki asosiasi juga melihat kata Jamal, ternyata dia dikasih proteksi dari negaranya Cina. “Kalau barang-barang buat ekspor mereka betul-betul di backup oleh negaranya,” terang Jamal.
Pada Januari 2025 mendatang ada kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Menurut Jamal untuk kenaikan UMK tidak masalah karena pengusaha atau perusahaan harus mengikuti. “Karena itu buat karyawan kita dan kewajiban kita,” ujar Jamal.
Saat ini kata Jamal pengusaha tekstil bersaing dengan barang selundupan tekstil, kedua berhadapan dengan judi online. “Jadi sekarang para pengrajin yang biasanya bayar mingguan, tiba-tiba minta bayar harian. Setelah saya tanya mau buat apa minta bayar harian. Penghasilan mereka Rp 70 ribu-Rp 80 ribu per hari langsung diminta. Jawab ibu-ibu siapa tahu dapat Rp 3 juta dari judi oline. Ini pukulan berat buat kita,” kata Jamal menirukan.
Apabila pihaknya tetap mempertahankan untuk bayar tiap mingguan maka, pihaknya tidak dapat pengrajin.
Terkait kenaikan PPN untuk daya listrik diatas 6.000, menurut Jamal pemerintah juga dipertimbangkan kembali. “Pasalnya, kebijakan itu nantinya juga akan membebankan produksi kita,” tutup Jamal.
Sutrisno