KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Mahasiswa Program Berbasis Masyarakat Universitas Muhammadiyah Magelang (PBM – Unimma) melakukan program pengabdian kepada masyarakat (PKM) di Desa Tempursari, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, sejak 20 September 2024. Kegiatan penyulingan minyak sereh (serai) tersebut difasilitasi oleh Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi.
Program Pengabdian Masyarakat (PPMT) itu dipimpin oleh Dosen Unimma, Arief Kusuma Wardani SSi M Pharm Sci dengan anggota dosen program studi D3 Farmasi – Apt Herma Fanani Agusta MSc, dan dosen prodi S1 Teknik Informatika – M Rofi Abul Hasani SKom MEng. Dibantu oleh mahasiswa D3 Farmasi yang terdiri Risma Nofitriana, Sukma Putri Permatasari, Oktavia Listiyani dan Farizqi Ramadhan Hidayatullah.
Dalam kegiatan tersebut menghadirkan pakar sereh (serai) wangi yaitu Suryono STp dari daerah Kulonprogo (DIY) dan berkolaborasi dengan Gapoktan Mekar Sari serta perangkat desa setempat yang turut serta melancarkan program selama sekitar delapan bulan.
Kelompok Tani
Dosen Unimma, Arief Kusuma Wardani SSi M Pharm Sci, hari ini (Selasa, 26/11/24) menjelaskan, pengabdian masyarakat itu difokuskan untuk gabungan Kelompok Tani Mekar Sari, Desa Tempursari, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Khususnya dalam mengoptimalkan usaha penyulingan minyak sereh (serai) berbasis teknologi tepat guna (TTG).
“Kami melakukan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas dalam memproduksi minyak sereh,” katanya.
Dijelaskan, awalnya usaha penyulingan di tempat itu mangkrak. Karena hasil sulingan daun sereh tidak menghasilkan minyak sereh dengan rendemen tinggi. Hingga ketersediaan tanaman sereh hanya dijual basah ke pasar, dengan harga murah.
Kondisi tersebut, kata dia, memberikan motivasi Tim PKM untuk menindaklanjuti stagnasi penyulingan sereh. Yakni dengan melakukan pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan sosialisasi budidaya, pascapanen dan pelatihan penyulingan dengan sentuhan teknologi tepat guna. “Penerapan teknologi tepat guna pada alat penyulingan dilakukan dengan penambahan indikator suhu, tekanan, kontrol air dan merubah tangka kondesor sebagai upaya optimalisasi proses penyulingan,” jelasnya.
Kegiatannya dilaksanakan di Balaidesa Tempursari selama delapan bulan. Setiap kegiatan dihadiri oleh 15-20 anggota kelompok tani.
Optimalisasi
Adapun kegiatan sosialisasi dimulai dengan pemberian materi ceramah tentang optimalisasi budidaya tanaman atsiri (sereh wangi). Dilanjutkan pretest, kemudian diskusi dan diakhiri dengan postest.
Sedangkan kegiatan pascapanen dilakukan dengan memberikan contoh cara memotong, mengeringkan dan menyimpan daun sereh setelah dipanen. “Pengeringan sebaiknya dilakukan tanpa terkena sinar matahari dan penyimpanan tidak lebih dari satu bulan,” tuturnya.
Dilanjutkan dengan pelatihan penyulingan menggunakan bahan daun sereh wangi Mahapengiri. Bahan ujicoba dibeli dari Samigaluh, Kulonprogo. “Setelah dilakukan penyulingan selama tiga jam, diperoleh minyak 350 ml. Meningkat dari hasil uji coba sebelumnya, yakni 50 ml,” tandasnya.
Tambahan
Tim PKM juga mengadakan pelatihan tambahan untuk menambah wawasan tentang produk jadi dari bahan minyak sereh wangi seperti pembuatan sabun padat. Hal itu ditujukan untuk mempersiapkan peluang jika harga minyak tidak stabil.
Begitu juga untuk memperkuat ekonomi desa, limbah daun sereh dimanfaatkan sebagai pupuk kompos padat (vermikoposting). Guna meningkatkan daya saing, maka dibuatkan juga website khusus atsiri-tempursari.com. Itu untuk memperkenalkan, edukasi dan promosi usaha penyulingan minyak atsiri.
Agar website tersebut aktif kinerjanya, kegiatan diakhiri dengan pelatihan pengelolaan website dengan peserta dari karang taruna sebagai calon kader yang akan mengelola teknologi informasi di desa.
Menurut Kusnanto, salah satu perangakat desa yang mengelola Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Tempursari, kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang terintegrasi dengan mengamati berbagai permasalahan yang ada itu sangat membantu petani. Khususnya untuk mengembangkan tanaman atsiri, khususnya sereh wangi sebagai alternatif solusi peningkatan kesejahteraan. Juga menjadikan Desa Wisata Tempursari menjadi pusat inovasi minyak atsiri yang berkelanjutan.
Eko Priyono