TEGAL (SUARABARU.ID) – Seni budaya seperti wayang golek, wayang kulit, dan seni budaya lokal lainnya seharusnya melakukan inovasi. Hal itu agar seni budaya lokal punya daya tarik terutama bagi anak-anak muda.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Dapil Jateng IX (Kita Tegal, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes) Dr H Abdul Fikri Faqih MM saat acara berbagi cerita budaya lokal mencerdaskan kehidupan bangsa.
Acara bekerjasama Komisi X DPR RI bersama Balai Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek RI yang dilaksanakan di Hotel Karlita Kota Tegal, Senin (28/10/2024).
Fikri menyampaikan, ada budaya tertentu oleh masyarakat kadang dipandang sebelah mata. Seperti, wayang golek atau wayang kulit oleh sang dalang menampilkan adegan minum alkohol atau judi. “Hal seperti itulah yang perlu dihilangkan. Jangan kemudian yang dihilangkan wayangnya,” ujar Fikri.
Kemudian wayang saat ini tidak relevan durasi penampilan sampai semalam suntuk. Hal itu harus ada inovasi-inivasi. “Bagaimana wayang disajikan dengan durasi 15-30 menit bisa menarik itu bagaimana caranya. Itu kerjanya para budayawan untuk tidak berhenti terus dan selalu berinovasi, jangan sampai pementasan ditinggal karena durasinya terlalu lama,” terang Fikri.
Lebih lanjut Fikri menyampaikan, wayang yang dulu hanya begitu saja. Saat ini bisa dengan pencahayaan, tata lampu yang baik dan menarik. Selanjutnya bisa direkam yang bagus hingga di upload ke media sosial dengan sentuhan inovasi yang menarik dan bisa dinikmati.
Menyinggung anak sekolah, menurut Fikri jangan sampai anak sekolah dibiarkan terlena dengan sajian seperti Drama Korea (Drakor). Mereka lebih suka dengan lagu dan budaya Korea dibanding dengan lagu atau budaya kita sendiri. “Bahkan mereka tidak kenal wayang sebagai seni budaya kita sendiri. Tidak bisa begitu,” ucap Fikri.
Sementara Kasubag Umum Balai Media Kebudayaan, Neneng K menyampaikan, acara gelar wicara mencerdaskan kehidupan bangsa melalui cerita-cerita lokal bertujuan sebagai sarana publikasi dan menjadi salahsatu bagian dari kegiatan Komisi X DPR RI bersama Balai Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek RI.
“Kegiatan ini dihadiri para seniman, budayawan, guru menjadi point’ penting bagi kami di Balai Kebudayaan bahwa kita sebagai UPT yang menjadikan, mempublikasikan konten-konten budaya, seni tradisi yang ada di Indonesia,” kata Neneng.
Neneng berharap, para guru yang menjadi audien bisa menyampaikan kembali di sekolah. “Bahwa kita juga punya budaya lokal yang tidak kalah bagus,” ujarnya.
Sutrisno