JEPARA (SUARABARU.ID) – Ada yang menarik di serambi belakang rumah dinas Bupati Jepara, Senin (30/9-2024) sore. Di tempat yang dulu digunakan RA Kartini membuka sekolah bagi gadis bumiputera ini, Pj Bupati Jepara bersama Ketua GOW Ny. Eka Edy Supriyanta, para aktivis perempuan, guru penggerak dan pegiat literasi larut dalam tahlil dan doa yang dilantunkan Kyai Aunur Rofiq, Ketua MWC Kecamatan Jepara.
Suasana itu menjadi pembuka acara Haul ke – 120 dan Refleksi Nilai-Nilai Keutamaan RA Kartini. “Disamping mendoakan R.A. Kartini dan keluarganya, momentum ini juga sebagai ikhtiar bersama untuk menjaga agar gagasan dan spirit pahlawan emansipasi ini tak pernah padam di kota kelahirannya,” ujar Ketua Yayasan Kartini Indonesia, Hadi Priyanto saat mengantarkan dimulainya acara.
Bak gayung bersambut, Pj Bupati Jepara H. Edy Supriyanta saat memberikan sambutan justru berharap, Haul R.A.Kartini itu menjadi agenda rutin Pemerintah Kabupaten Jepara.
“Perjuangan beliau telah dirasakan bukan saja oleh perempuan Indonesia, tetapi oleh segenap bangsa Indonesia,” ujar H. Edy Supriyanta. Beliau merupakan salah satu tokoh sejarah yang memiliki peran besar terhadap perkembangan bangsa Indonesia, tambah Edy.
Menariknya, dalam acara ini sebagian besar peserta turut membaca mozaik surat-surat R.A. Kartini kepada sahabat-sahabatnya dan juga nota yang ditulis dan dikirimkan kepada Pemerintah Belanda dan pemerintah Hindia Belanda.
Surat ini berisi kisah dan perjalanan hidup, gagasan dan spiritnya yang tak pernah padam hingga akhir hayatnya. Bahkan ada surat yang diyakini RA Kartini sebagai surat terakhirnya, karena ajal datang menjemputnya demikian cepat.
Pembacaan 36 surat R.A. Kartini yang berlangsung hening ini dibuka dengan pembacaan surat oleh Kepala SMAN 1 Tahunan Ida Fitriningsih yang berisi kesedihan Sang Burung Trinil usai meninggalkan bangku sekolah. Juga penolakan ayahnya saat putrinya minta ijin untuk melanjutkan sekolah di HBS.
Mozaik tersebut dilanjutkan dengan rangkaian kisah duka dalam pingitan, keluarga yang mendukakan hati, perjuangan untuk membebaskan perempuan, spirit belajar, perannya dalam pengembangan seni ukir, kedudukannya dalam dunia pergerakan bersama pemuda terpelajar, hingga kesediaannya untuk berkorban demi bangsanya. Pembacaan surat – surat Kartini kemudian ditutup dengan menyanyi bersama lagu Ibu Kita Kartini yang dipimpin oleh Mahmuda.
Dalam acara tersebut juga diberikan rumusan Nilai-Nilai Keutamaan R.A Kartini yang terdiri dari 7 nilai utama yaitu emansipatif, nasionalis, kritis, kreatif, optimistik, bersahaja dan terbuka hasil diskusi panjang yang dirangkum oleh Sekretaris Umum Yayasan Kartini Indonesia Indria Mustika. Nilai utama tersebut dilengkapi dengan 37 nilai turunan.
Pada akhir acara Pj Bupati Jepara H. Edy Supriyanta memotong tumpeng dan menyerahkan kepada Fadhilatul Hidayah Rofiq, salah satu peserta termuda yang hadir dalam acara tersebut. Harapannya, anak-anak muda bersedia menjadi anak-anak ideologis RA Kartini yang bersedia dengan ikhlas mewarisi semangat dan melanjutkan gagasannya yang masih relevan dengan kondisi saat ini.
Hadepe