SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sekira 40-an orang karyawan UOB Semarang antusias belajar bahasa isyarat, di Kantor UOB Jalan Pandanaran, Kota Semarang, Rabu 14 Agustus 2024.

Agenda ini merupakan bentuk empati juga khususnya memahami kebutuhan teman tuli. Karyawan UOB dipandu langsung oleh dua pemateri yang merupakan pengajar dari SLB Negeri Kota Semarang.

Sulis Nuryati, pengajar dari SLB N Semarang menjelaskan, materi yang diajarkan dimulai dengan memperkenalkan huruf dalam alfabet bahasa isyarat, angka, nama hari, kemudian percakapan-percakapan sederhana.

“Kita pakai SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia). Semua peserta sepertinya antusias. Semuanya aktif ingin mencoba ketika bahkan ketika diminta untuk maju ke depan, semuanya aktif,” kata dia.

Dia mengatakan, agar cepat dalam mengaplikasikan bahasa isyarat harus sering digunakan agar bisa karena terbiasa.

“Dari kegiatan seperti ini, luar biasa ketika kita mulai peduli dengan anak berkebutuhan khusus seperti teman tuli pada khususnya. Harapannya ketika mereka datang ke UOB, akses informasi bisa mencapai kebutuhannya,” ucap Sulis Nurhayati.

Belajar bahasa isyarat di UOB Semarang penting sebagai perbankan yang harus memberikan layanan termasuk literasi keuangan untuk semua kalangan. (Foto: Diaz Abidin)

Maya Rizano, Head of Strategic Communications and Brand UOB mengatakan, kegiatan itu merupakan bagian dari fokus Corporate Social Responsibility (CSR) pada tiga tema. Di antaranya seni, anak-anak, dan pendidikan.

“Belajar bahasa isyarat ini kita sebagai perbankan inginnya bisa memberikan layanan yang sama untuk semua kalangan, makannya kita belajar dahulu. Bahasa isyarat untuk layanan dan meningkatkan empati juga. Sebetulnya teman tuli khususnya ada di sekeliling kita, kita hanya belum terbiasa,” kata dia..

Untuk latihan bahasa isyarat, kata dia, telah dilakukan lebih dari lima kali, di beberapa divisi di Jakarta.

“Di Semarang 40an karyawan mengikuti. Utamanya pada bagian frontliner (garis depan), dari customer service, teller mengikuti. Kalau ada calon nasabah teman tuli supaya tidak takut datang ke bank. Untuk tahap menyapa nasabah dalam bahasa isyarat, dasarnya sudah ada, ke depannya akan ada kelas-kelas tambahan untuk menguatkan lagi. Ini masih awal,” kata dia.

Pembelajaran bahasa isyarat untuk karyawan UOB Semarang juga sebagai bentuk empati kepada orang-orang berkebutuhan khusus, seperti teman tuli. (Foto: Diaz Abidin)

Literasi Perbankan untuk Pelajar SLB

Adapun pada kegiatan hari kedua, siswa dan siswi SLB N Semarang diajak mengenal dunia perbankan dengan berkunjung langsung di UOB Semarang.

Ada kelas di UOB Semarang untuk siswa dan siswi SLB. Anak-anak diajak keliling kantor atau office tour untuk memberikan pengetahuan tentang literasi keuangan.

“Anak-anak belajar bagaimana cara kerja di bank.  Misalnya diedukasi mengapa KTP dibutuhkan untuk buka akun rekening di bank, mengecek uang palsu bagaimana caranya. Pada intinya supaya anak-anak punya mimpi, punya cita-cita setinggi-tingginya, dengan mengajak mereka melihat dunia kerja,” katanya.

Diaz Abidin