SEMARANG (SUARABARU.ID)- Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Semarang (LPPM USM), Prof Dr Ir Mudjiastuti Handajani MT menjadi keynote speakers dalam 9th Management and Business World Conference and 10th Civil Engineering World Conference on Construction, Infrastructure and Green Sustainable Development di Hotel Southern, Surabaya pada 3 Februari 2024.
Dosen Fakultas Teknik Universitas Semarang (FT USM) tersebut menjadi pembicara utama bersama sejumlah narasumber antara lain, Rektor Universitas Narotama Assoc Prof Dr Arasy Alimudin SE MM, Dr M Ikhsan Setiawan ST MT (Universitas Narotama), Dr Agus Sukoco ST MM (Universitas Narotama), Ibnu Fajarudin SE Ak, MAk, CA, CPA (Universitas Narotama), Dr Sengguh Nilowardono SE MSi (Universitas Narotama), Ronny Durrotun ST MT (Universitas Narotama), Prof Dr Nangkulo Utaberta (School of Architecture and Built Environment UCSI University), Dr H Fatkhul Anam (Rektor Universitas NU Sidoarjo), Prof Dr Che Zalina (Universiti Pendiidikan Sultan Idris, Malaysia), Prof Dr Fauzilah Salleh (Faculty of Business and Management Universiti Sultan Zainal Abidin), Mochammad Turino Junaedy SE MH (Founder of Suncity Group), Assoc Prof Dr M Saufi B Che Rusuli (Senior Director og Students Affairs Universiti Malaysia Kelantan), Wan Mohd Nazdrol Wan Mohd Nasir PhD (Senior Lectural Universiti Malaysia Kelantan), Prof Dr Tri Andjarwati MM (Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya), Jumadil Saputra PhD (Faculty of Buniness Ecconomics and Social Development UMT Terengganu), Dr Suhermin SE MM (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia), dan Assoc Prof Dr Ir Endang Noerhartati MP (Wakil Rektor Universitas Wijaya Kusuma).
Prof Mudji mengatakan, pihaknya berterima kasih telah dipercaya menjadi pembicara utama dalam seminar nasional tersebut. Dia juga mengapresiasi panitia dan peserta yang telah mengikuti seminar dengan antusias.
”Saya berharap, materi yang saya sampaikan bermanfaat untuk para peserta,” katanya.
Menurutnya, dengan menerapkan prioritas ke bus, akan menarik penumpang dari kendaraan pribadi ke angkutan massal (bus), karena waktu perjalanan lebih cepat, tidak mengalami waktu henti di traffict ligt.
”Jika kendaraan pribadi berpindah ke angkutan massal (bus), beban lalulintas akan turun (tidak macet). Hal ini mendukung transportasi berkelanjutan menuju Smart City (Kota yang Cerdas),” ungkapnya.
Muhaimin