DEMAK (SUARABARU.ID) – Dalam pengelolaan Desa, salah satu hal yang mendasar adalah penataan dan ketertiban dalam administrasi. Tertib administrasi juga menjadi poin penting dalam setiap lomba desa yang setiap tahunnya dilakukan.
Oleh karena itu, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNISNU Jepara tim yang terdiri Gunawan Mohammad dari Fakultas Sains dan Teknologi, Dr Ali Sofwan dari Fakultas ekonomi dan Bisnis, dan Fauzan Mubarok dari Fakultas Syariah dan Hukum, serta Dyah Ayu Nurwidyaningsih mahasiswa Program Studi Teknik Industri mengadakan kegiatan sosialisasi penataan administrasi desa bertempat di Kecamatan Mijen Kabupaten Demak pada Rabu (27/9) hari ini.
Acara ini dIIKUTI oleh perwakilan Desa Ngelo Kulon, Rejosari, dan Bermi masing-masing diwakili oleh 3 orang, Purkanto, S.H., M.H. selaku Sekretaris Kecamatan Mijen, dan Agus Efendi, S.T., M.M. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat (Permas) Kecamatan Mijen
Pengabdian ini adalah bentuk tindak lanjut dari kerja sama yang dilakukan oleh LPPM Unisnu Jepara dengan Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak. Berawal dari observasi yang dilakukan Unisnu dengan Purkanto, S.H., M.H. selaku Sekretaris Kecamatan Mijen yang mengungkapkan kurang tertatanya administrasi yang ada di desa.
Dalam sambutannya, Purkanto menyatakan, “Saya mewakili Bapak Camat mengucapkan terima kasih atas kehadiran tim dari LPPM UNISNU Jepara dalam sosialisasi penataan administrasi desa ini, khususnya untuk Desa Ngelo Kulon, Rejosari, dan Bermi. “Ini adalah kesempatan langka yang tidak semua desa bisa mendapatkan. Pendampingan ini, tentu tidak akan berhenti hari ini saja, namun ada keberlanjutan sampai desa benar benar siap untuk lomba desa,”ujarnya
Purkanto menyadari banyak kekurangan pengelolaan administrasi desa di wilayah Mijen ini. “Namun dengan adanya sosialisasi ini harapannya ada penataan administrasi di wilayah Mijen menjadi lebih baik,” paparnya
Sebagai narasumber dalam acara ini, Ali Sofwan mengungkapkan, lomba desa sebenarnya instrumen dan jawabannya sudah ada. Tinggal mau menyiapkan atau tidak. “Lomba desa tahap pertama adalah administrasi. Sajikan administrasi sebisa mungkin memudahkan para juri dalam melakukan penilaian,” jelasnya.
Ia juga menganjurkan para perangkat desa untuk menyesuaikan jawaban dengan kebutuhan instrumen-instrumen yang spesifik, sehingga proses penilaian menjadi lebih efektif dan efisien. “Penataan administrasi disini dibutuhkan untuk kemudahan desa dalam penyajian data tersebut.” Terangnya
“Barokahnya desa mengikuti lomba desa pasti berbenah. Masalah juara atau tidak, kita pasrahkan hasilnya”, pungkas Ali Sofwan.
Antusiasme peserta cukup tinggi, ketertarikan untuk mendalami lebih lanjut terjawab saat sesi tanya jawab dan akan dilanjutkan dengan wacana berikutnya adalah study banding ke desa di Kabupaten Jepara yang tahun lalu menjadi nominasi juara.
Dengan adanya kegiatan sosialisasi penataan administrasi desa ini, peserta diharapkan bisa lebih tertib dalam mengelola administrasi yang ada di desa. sehingga saat diminta untuk menunjukkan dapat dilihatkan buktinya.
Harapan besar ini disampaikan oleh Sekcam Mijen untuk dapat secara intens ada pendampingan ditingkat desa agar ada progress yang dapat terukur. Hal ini akan ditindaklanjuti dengan adanya MoU antara LPPM UNISNU dengan Desa yang siap dan bersedia. Semoga semakin bermanfaat dan memberkahi semua.
Hadepe – Dyah Ayu / Gunboi