Alquran raksasa karya dosen Unsiq Jateng Wonosobo yang diserahkan kepada Presiden RI Joko Widodo. Foto : SB/dok Diskominfo

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Rektor Universitas Sains Alquran (Unsiq) Jawa Tengah di Wonosobo Dr H Z Sukawi, MA mengaku mendapat anugerah saat menyerahkan mushaf Alquran Akbar ke-X karya salah satu dosen Unsiq kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Masjid Syeikh Zayed Solo, Kamis (21/9/2023), lalu.

Saat itu, rombongan Rektor Unsiq, Pengurus YPIIQ dan Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat disambut Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sujana dan Sekretaris Negara Praktikno dan Imam Besar Masjid Syeikh Zayed H Abdul Karim. Acara tersebut sangat mulia karena mempersembahkan mushaf Alquran al-Karim.

Penyerahan mushab Alquran diawali dengan doa khotmil Quran oleh H Abdul Karim Imam Besar Masjid Syeikh Zayed Solo dilanjutkan menunaikan ibadah sholat dhuha. Selanjutnya mushaf Alquran Akbar ke-X diserahkan dan dipersembahkan kepada Presiden RI Joko Widodo.

Prosesi penyerahan dan persembahan tersebut diikrarkan oleh Rektor Unsiq didampingi Ketua YPIIQ dan Bupati Wonosobo. Rektor Unsiq menyampaikan kata pengantar tentang spesifikasi mushaf Alquran Akbar, proses penyelesaian dan makna pesan mushaf Alqur’an Akbar serta spirit harmonis-sinergis -integratif.

“Saya H Z Sukawi Rektor Unsiq Jateng di Wonosobo dengan membaca “bismillahirrahmanirrahim” mushaf Alqur’an Akbar Joko Widodo diserahkan dan dipersembahkan kepada Presiden RI, agar bermanfaat untuk umat dan memberikan keberkahan bagi semuanya. Amin-amin ya robbal alamin,” katanya.

Menurut Sukawi, mushaf Alquran Akbar ke-X karya dosen Unsiq ini diberi nama mushaf Alquran Akbar Ir H Joko Widodo atau Presiden RI ke-7. Penulisan mushaf Alquran Akbar ini memiliki spirit harmonis-sinergis-integratif dengan melibatkan berbagai dimensi. Baik dimensi gravologis, estetika, saintifik maupun spiritual.

“Dimaksud dimensi gravologis bahwa mushaf ini ditulis dengan tangan dan ornamen manual expert dibidangnya. Berukuran panjang 3 meter dan lebar 2 meter dalam kondisi terbuka. Pada posisi tertutup ukuran panjang 2 meter dan lebar 1,5 meter, dengan tebal 25 centimeter dan berat 5,005 kilogram,” katanya.

Sedang dimensi estetika, lanjutnya, dikandung maksud bahwa mushaf ini ditulis di atas kertas art paper 140 gram dipesan khusus di PT Pura Kudus​ dengan rosm Ustmani dan khoth Naskhi, setiap halaman terdiri 15 baris, baris terakhir ditutup dengan akhir ayat. Model penulisan seperti ini, biasa dikenal dengan Mushab Pojok.

“Adapun pena atau alat tulis yang digunakan terbuat dari bahan kayu bambu dan/atau kayu andam dengan tinta hasil campuran khusus sebagai salah satu inovasi penulis,” jelas Sukawi yang juga menjabat sebagai Ketua FKUB Kabupaten Wonosobo itu.

Adapun dimensi saintifik, menurut dia, di mana bahan-bahan yang digunakan dalam penulisan mushaf ini mulai dari kertas, pena, tinta, rekal dan media lainnya telah teruji kebersihan, kehalalan dan kesuciannya. Jadi semua media penulisan Alquran Akbar dalam kondisi bersih dan suci.

“Karena merupakan mushaf Alquran Akbar yang akan dikoleksi dalam waktu tak terbatas, maka selalu diusahakan daya tahan dan tingkat keawetan. Tulisan dan warnanya sudah disesuaikan dalam berbagai suhu udara, cuaca, kelembaban ruangan dan udara, agar tetap awet serta selalu terpelihara dengan baik,” beber dia.

Dimensi Spirulitual

Dr H Z Sukawi MA (Rektor Unsiq Wonosobo). Foto: Muharno Zarka

“Dimensi spiritualitas terkandung maksud bahwa sebelum penulisan mushaf ini dilaksanakan selalu diawali dengan khotmil quran oleh para hafidz-hafidzoh Unsiq dan puasa bagi penulis, ornamer dan pentashihnya.

“Setiap penulisan diawali dengan sholat sunnah dan selalu dalam kondisi suci berwudlu atau terbebas dari hadast besar maupun hadast kecil. Penulis Alquran Akbar ini, yakni Hayatudin dan tim, secara terus menerus melakukan penulisan setiap hari hingga selesai,” paparnya.

Dikatakan Sukawi, penulisan mushab Alquran Akbar Joko Widodo ini telah dimulai dengan penulisan huruf “ba” oleh Presiden RI pada Jum’at, 16 Juni 2017 atau malam 21 ramadan 1438 H sehabis sholat isya’ dan tarawih di PP Al-Asy’ariyah Kalibeber Mojotengah Wonosobo.

“Penulisan huruf “ba” ini dimaksudkan sebagai upaya menebarkan bahaa’an wa barokatan. kemuliaan dan keberkahan dalam kehidupan lahir batin, dunia dan akhirat dalam ridlo Allah SWT. Karya Alquran tulisan tangan ini diharapkan bisa memberi keberkahan bagi tim penulisnya maupun yang melihatnya nanti,” ujarnya.

Sebenarnya, kata Sukawi, penulisan mushab ini sudah diselesaikan selama 21 bulan 6 hari pada hari Jum’at Pon 22 Februari 2019. Direncanakan Alquran Akbar Joko Widodo ini akan diserahkan dan dipersembahkan setelah pelantikan Presiden RI periode kedua pada bulan Oktober 2019.

“Namun karena bulan Maret 2020 sedang ada pandemi global Covid-19, maka proses komunikasi tidak terkawal dan terkonfirmasi dengan baik. Sehingga baru pada Kamis, 21 September 2023 ini dapat diserahkan dan persembahkan setelah berbagai proses dilakukan,” tegasnya.

Makna pesan penting Alquran Akbar, menurut penggagasnya simbah KH Muntaha Alh (Rektor IIQ/Unsiq Jateng di Wonosobo tahun 1998-2021) ini, bukan karena besar bentuk dan ukurannya tetapi agar Presiden RI bersama rakyatnya dapat membesarkan dan membumikan ajaran/nilai-nilai Alquran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Selain itu, juga agar negeri ini tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan dan keanekaraman yang ada untuk mewujudkan Indonesia yang maju, berdaulat, kuat, hebat dan bermartabat. Yakni negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” tambahnya.

Mushaf Alquran Akbar Ir H Joko Widodo ini disempurnakan dengan menulis huruf “sin” dalam urutan surat Alquran yang ke-114 yaitu surat An-Nas pada ayat yang ke 6. Penulisan huruf “sin” tersebut dilaksanakan, Kamis Kliwon 21 September 2023 M atau sekitar 17 menit sebelum diserahkan.

Penulisan huruf “sin” tersebut disaksikan Menteri Sekretaris Negara Prarikno, Imam Besar Masjid Syeikh Zayed Solo H Abdul Karim, pengurus YPIIQ dan Rektor Unsiq Jateng Dr H Z Sukawi, MA dan Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat.

“Penulisan huruf “sin” dimaksudkan agar umat dan bangsa Indonesia dapat menggelar sa’adatan wa salamatan, kemanfaatan, kesejahteraan dan keberkahan untuk Indonesia yang maju, adil dan makmur dalam ridlo Allah SWT,” pungkasnya.

Muharno Zarka