blank
Ilustrasi foto SPBU. Foto: Hp

KUDUS (SUARABARU.ID) – Area Manager Communication, Relations & CSR Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho menjamin tidak akan terjadi kelangkaan BBM jenis solar bersubsidi. Masyarakat diminta tak perlu khawatir karena Pertamina berusaha memenuhi kebutuhan atau permintaan Biosolar.

“Secara periodic dilakukan evaluasi atas realisasi BBM subsidi. Jika diperlukan , bisa dilakukan pengalihan kuota antar wilayah yang satu dengan yang lainnya sesuai kebutuhan,”kata Brasto, Rabu (23/8).

Brasto menambahkan, berdasarkan kuota BBM Biosolar Subsidi per titik serah atau lembaga penyalur BBM di Jawa Tengah tahun 2023 yang disalurkan melalui PT Pertamina Patra Niaga berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Republik Indonesia Nomor 42/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2023 adalah 2.073.086 kiloliter (KL).

Kuota tersebut memang masih di bawah kuota tahun 2022 Surat Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 91/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2022 yakni sebanyak 2.285.258 KL di mana realisasinya mencapai 2.263.630 KL atau setara dengan 99 persen.

Sementara, dilihat dari realisasi pada semester pertama tahun 2023 ini, Pertamina sudah menyalurkan BBM Biosolar bersubsidi sebesar 1.070.692 KL atau 51,6% dari kuota di tahun 2023.

“Realisasi tersebut tidak termasuk angka kuota dan realisasi BBM Biosolar yang disalurkan oleh badan usaha lain yang ditunjuk oleh BPH Migas,”terang Brasto.

Brasto mengakui, bahwa realisasi semester I tahun 2023 memang cukup tinggi jika dibandingkan realisasi semester I tahun 2022 yang hanya 47,3 persen atau setara dengan 1.092.030 KL dari kuota tahun 2022.

Namun, jika dilihat dari jumlah realisasi secara keseluruhan, realisasi semester I tahun ini masih berada di bawah realisasi semester I tahun 2022.

“Realisasi semester I tahun lalu sebesar 1.092.030 KL dan semester tahun 2023 ini sebesar 1.070.692 KL. Artinya realisasi semester I tahun ini turun sebesar 2 persen dibandingkan realisasi semester yang sama tahun lalu,”tukasnya.

Ancaman Over Kuota

Sementara, terkait ancaman over kuota realisasi penyaluran BBM Biosolar bersubsidi yang banyak diprediksi akan terjadi tahun ini, Brasto menegaskan untuk wilayah Jateng, Pertamina sudah mengupayakan berbagai langkah diantaranya melalui Program Subsidi Tepat BBM yang telah dijalankan sejak Juli 2022 secara bertahap.

Bahkan skema full registrant dalam pembelian BBM Biosolar subsidi di Jawa Tengah sudah dijalankan secara bertahap sejak Mei 2023. Skema full registrant adalah skema di mana hanya kendaraan konsumen yang sudah terdaftar di situs subsiditepat.mypertamina.id yang dapat melakukan pembelian Biosolar subsidi.

“Yang belum terdaftar tidak dapat dilayani. Untuk dapat membeli Biosolar subsidi di SPBU, maka konsumen perlu menunjukkan QR code yang didapat dari pendaftaran tersebut. Program tersebut dipandang berhasil menurunkan konsumsi Biosolar subsidi di SPBU Jawa Tengah sebesar 2% di periode semester I 2023 dibandingkan dengan semester I 2022,”tandasnya.

Namun demikian, kata Brasto meski telah dilakukan Program Subsidi Tepat BBM, potensi penyalahgunaan BBM subsidi tetap ada meski lebih sulit daripada sebelumnya karena perlunya QR code untuk membeli Biosolar subsidi di SPBU.

Beberapa modus yang sering dilakukan diantaranya adalah membeli BBM subsidi di SPBU kemudian dijual ke sektor industri, pertambangan, dan sebagainya.

“Untuk potensi pelanggaran, kami telah berkoordinasi dengan apparat penegak hukum. Kami juga mengimbau masyarakat melapor jika mengetahui adanya indikasi penyalahgunaan BBM subsidi. Bagi SPBU yang melanggar, juga langsung diberikan sanksi pembinaan,”tukasnya.

Ali Bustomi