MAGELANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Muchamad Nur Aziz meninjau kegiatan pelatihan membatik dengan peserta para penyandang disabilitas. Mereka berlatih membatik di perajin Batik Nanom, Kota Magelang.
Kegiatan pelatihan ini digagas Dinas Tenaga Kerja Kota Magelang dengan tajuk ‘Japri Difa’ (Jadi Pengusaha Mandiri Pekerja Difabel). Hasilnya berupa karya batik dan siap dipasarkan. Hasilnya karya yang unik dan siap dipasarkan.
Wali kota mengungkapkan, dengan adanya pelatihan ini diharapkan Kota Magelang diisi oleh orang-orang yang menghasilkan karya dan memiliki nilai jual yang tinggi.
‘’Harapan Kota Magelang terisi warga yang menghasilkan karya, karya yang menghasilkan uang. Kita dorong, pemerintah sebagai kolaborator dan fasilitator, untuk menciptakan lapangan kerja ataupun event untuk mendukung pemasaran hasil karya mereka,’’ ungkapnya.
Aziz mengakui, selama ini pemasaran masih sebatas lokal, sehingga perlu diperluas dengan metode digital. Pemerintah memberikan fasilitas pelatihan digital marketing, agar mereka bisa menawarkan produk secara daring.
‘’Sudah kita awali dengan workshop kemarin. Bulan ini ada pelatihan khusus, melalui program “Magelang Keren” sebanyak 1000 orang, mudah-mudahan termasuk orang-orang ini,’’ kata Aziz yang juga berprofesi dokter spesialis penyakit dalam.
Menjawab tantangan pemasaran, lanjutnya, para pekerja difabel juga diajarkan bagaimana memasarkan produknya secara digital di Aula Telkom Witel Magelang.
Pelatihan ini merupakan kolaborasi lintas lembaga, antara lain Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, BPSDM Provinsi Jateng, Disnaker Kota Magelang dan Telkom Indonesia.
Kepala Disnaker Kota Magelang Wawan Setiadi menyambut baik pelatihan ini sebagai upaya agar penyandang disabilitas memiliki kecakapan untuk memasarkan produk-produk mereka.
‘’Kami sampaikan terimakasih, khususnya kepada sahabat-sahabat dari komunitas disabilitas Kota Magelang dan para pendampingnya, yang sudah mengikuti pelatihan ini,’’ ujarnya.
Pelatihan digital marketing merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan pelatihan kewirausahaan untuk penyandang disabilitas yang bersumber dari dana APBD dan APBN.
Pelatihan dibagi 2 kelas, yakni kelas pertama (APBD) dilaksanakan 12 Mei – 6 Juni 2023 sebanyak 16 peserta. Kelas kedua (APBN) dilaksanakan 17 Mei – 28 Juni 2023 sebanyak 16 peserta.
‘’Para peserta adalah pekerja difabel dengan keterbatasan tuna daksa, tuna grahita, tuna rungu, lambat daya tangkap, lambat jalan, lambat gerak kaki dan tangan,’’ lanjut Wawan.
Sebelumnya, para peserta dilatih membatik, menggambar pola, menggambar memakai malam (lilin), mencanting, mewarnai dan sebagainya hingga menjadi kain batik.
‘’Pelatihan digital marketing ini para peserta diberi materi bagaimana cara memasarkan produk-produk yang sudah dihasilkan, dan batik karya peserta ini luar biasa. Mempunyai nilai dan keunggulan atau ciri khas dari sahabat-sahabat difabel,’’ imbuhnya.
Wawan mengatakan, peningkatan kompetensi masyarakat khususnya penyandang disabilitas, diperlukan kolaborasi semua komponen.
Dia berterimakasih kepada instansi/lembaga yang sudah mendukung kegiatan ini dan meminta agar dukungan tidak berhenti, tapi berkelanjutan untuk kegiatan lain demi mendukung UMKM. (pemkotmgl)