KUDUS (SUARABARU.ID) – Harga telur di sejumlah pasar tradisional di wilayah Kabupaten Kudus terus meroket hingga menyentuh Rp 31 ribu per kilogram (kg). Padahal sebelumnya pedagang menjual telur di harga Rp 25 ribu hingga Rp 26 ribu per kg.
Kenaikan harga ini telah berlangsung selama dua pekan terakhir. Setelah lebaran, harga telur sempat turun di angka Rp 25-26 ribu per kilogram, namun Kembali merangkak naik.
“Naik drastis semenjak dua terakhir. Hari ini harganya sudah mencapai Rp 31 ribu, naik dari harga normal yang ada di kisaran Rp 25 ribu per kilogramnya,”kata,” kata Muslimah, pedagang telur, di Pasar Baru, Kudus, Senin (22/5).
Dia tidak tahu penyebab harga telur melambung tinggi, yang dia tahu dari agennya memang sudah mahal alias terjadi telah terjadi kenaikan.
“Kami hanya ngikut saja, kalau harga dari agennya sudah naik, harga ke konsumen juga naik. Mudah-dalam waktu dekat harga bisa kembali normal,”katanya.
Menurutnya, tingginya harga telur ini cukup dikeluhkan para konsumen. Terutama adalah konsumen yang memiliki usaha pembuatan roti, kue atau kuliner lainnya. Namun, karena alasan kebutuhan mereka tetap membeli untuk dagangan kuliner.
Sementara, untuk konsumen dari kalangan ibu rumah tangga memilih mengurangi pembelian telur dan menggantinya dengan lauk pauk lain.
“Untuk penjualannya masih sama, karena banyak masyarakat yang butuh,”paparnya.
Terpisah, Kabid Fasilitasi Perdagangan Promosi dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kudus Muchammad Minan membenarkan harga telur terus mengalami kenaikan.
Meski harga terus merangkak naik, namun Minan memastikan pasokan barang masih tetap terpenuhi. “Harga memang naik, tapi pasokan masih mencukupi,”paparnya
Dikatakan, kenaikan harga telur diakibatkan banyak faktor. Salah satunya adalah akibat tingginya harga pakan di tingkat peternak ayam.
“Informasinya memang akibat tingginya harga pakan. Namun demikian, untuk pasokan barang masih cukup memadai,”tandasnya.
Ali Bustomi