KUDUS (SUARABARU.ID) – Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, telah mendapatkan gelontoran Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras (SPHP) alias operasi pasar komoditas beras dari Bulog sebanyak 241,2 ton. Meski demikian, harga beras di pasaran hingga kini masih cukup tinggi.
Kepala Gudang Bulog Kabupaten Kudus, Eko Setyawan mengatakan gelontoran SPHP tersebut telah dilakukan sejak periode Januari-Februari 2023.
“Pasokan beras sebanyak itu, merupakan pendistribusian sejak bulan Januari-Februari 2023 kepada sejumlah toko ritel beras di Kudus,” kata Eko Setiawan, Jumat (10/3).
Ia mengungkapkan toko ritel yang dipasok beras SPHP tersebut ada 28 toko ritel yang tersebar di berbagai pasar tradisional di Kudus.
Di antaranya, di Pasar Bitingan ada delapan kios yang dipasok, kemudian Pasar Ngablak ada lima kios, Pasar Karangbener dua kios, Pasar Jetak ada lima kios, Pasar Gebog ada satu kios, serta untuk sahabat rumah pangan kita (RPK) ada delapan kios.
Pendistribusinya untuk masing-masing kios, kata dia, berbeda-beda sesuai kebutuhan masing-masing.
Misal, untuk Pasar Bitingan Kudus per pekan pasokan beras SPHP bisa mencapai 4 ton.
Sementara harga jualnya beras medium tersebut kepada konsumen oleh toko ritel sesuai harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.450/kg.
Penjualan beras program SPHP tersebut, kata dia, juga diinformasikan melalui banner yang terpasang di masing-masing kios sehingga masyarakat mengetahuinya.
Dengan adanya pasokan beras sebanyak itu, diharapkan harga jual beras yang semula tinggi bisa stabil kembali.
Meski demikian, hingga kini harga beras di wilayah Kabupaten Kudus masih cukup tinggi. Untuk beras kelas premium per kilogramnya di Kabupaten Kudus bisa mencapai Rp13.000. Sedangkan saat ini turun menjadi Rp12.500 untuk beras IR 64 Premium dan Rp10.750 untuk beras IR 64 medium.
“Harga belum juga turun karena mungkin ini menjelang Ramadan,”kata Muslikah, seorang pedagang di pasar Baru Kudus.
Ali Bustomi