JEPARA (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kabupaten Jepara melakukan langkah pencegahan dampak lanjutan akibat banjir. Agar dampak ikutan dapat dihindari, masyarakat harus didampingi untuk memperkuat perilaku hidup sehat.
Hal tersebut dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko saat mengunjungi lokasi terdampak banjir di Desa Sowan Kidul, Kecamatan Kedung, serta Desa Batukali, Kecamatan Kalinyamatan pada Selasa sore (28/2/2023).
Dia didampingi Kepala Dinas Perhubungan Trisno Santosa, Pelaksana Tugas Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Hartaya, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Satpol PP dan Damkar Anwar Sadat, dan Kepala Bagian Umum Setda Jepara, Anjar Jambore Widodo.
Di Sowan Kidul, rombongan diterima Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBP) Arwin Noor Isdianto, Camat Kedung Tri Wijatmiko, dan Petinggi Ahmad Dzhuhri. Sedangkan di Batukali, diterima carik setempat, Subiyanto, dan Petinggi Sarmani.
“Perlu dipastikan perilaku sosial dan budaya masyarakatnya. Jangan sampai setelah banjir malah warga banyak yang jatuh sakit. Makanya penting menjaga kebersihan, kesehatan, dan pola makan. Kalau selama banjir ada pos kesehatan, dapur umum, dan bantuan logistik dari pemerintah, sesudahnya pola makan yang sehat harus terus dijaga” katanya.
Saat memberi pengarahan di Balai Desa Sowan Kidul, pihak kecamatan dan desa diarahkan untuk memastikan hal tersebut. Asupan gizi masyarakat harus dipantau agar kebutuhan vitaminnya tercukupi. Jangan sampai anak-anak terbiar bermain air, tidak belajar, dan warga pasif mengantisipasi dampak lanjutannya. Saat menuju lokasi, Sekda Edy memang mendapati anak-anak bermain air tanpa kontrol orang tua.
“Nanti dari Korpri akan membantu dapur umum dengan penyediaan pisang 80 sisir per hari untuk menopang pemenuhan gizi,” kata Edy Sujatmiko yang juga Ketua Dewan Pengurus Korpri Kabupaten Jepara.
Menurut Sekda Edy Sujatmiko, di Sowan Kidul banjir terjadi sejak hari Senin, 27 Februari 2023, disebabkan curah hujan tinggi ditunjang pendangkalan Sungai Gawe.
“Debit air Sungai Gawe meningkat sehingga air yang melewati pintu pembuangan tidak dapat keluar,” katanya.
Di desa ini, berdasar laporan terbaru Camat Kedung Tri Wijatmiko, warga terdampak mencapai 1164 jiwa (325 KK) yang ada di RT 1, RT 2, dan RT 3 di RW 2. Ketinggian air paling dalam sekitar 80 cm di RT 3 RW 2.
“Upaya penanganan yang kami lakukan berupa pendampingan, mengaktifkan posko lapangan, mendirikan pos kesehatan, dan mendirikan dapur umum,” kata Sekda Edy Sujatmiko.
Dapur umum ini memenuhi kebutuhan nasi bungkus sekali makan 1200 porsi yang mulai didistribusikan sejak kebutuhan makan pagi.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Warga memilih berjaga-jaga di rumah atau mengungsi sementara ke rumah kerabatnya yang tidak terdampak banjir.
Kepala BPBD Arwin Noor Isdiyanto mengatakan, di Desa Batukali, Kecamatan Kalinyamatan banjir menyebabkan 32 rumah terendam. Lokasinya di 9 RT pada 4 RW. Banjir terjadi mulai Senun malam (27/2/2023) akibat limpasan Serang Welahan Drainase (SWD) II dan kiriman air dari lereng Muria. “Dampaknya dialami 135 jiwa dari 51 KK. Disamping itu banjir juga merendam 320 hektare,” katanya.
Selain kebutuhan logistik makan, kebutuhan mendesak yang harua disediakan adalah toilet portabel.
“Ketinggian air di lokasi antara 40 cm sampai 60 cm. BPBD juga telah menyiapkan tempat pengungsian untuk antisipasi andai air makin naik,” lanjutnya. Lokasinya berada di masjid, TPQ, dan selter pengungsian.
Hadepe – Bakopi/S