JEPARA (SUARABARU.ID) – Ada cara menarik dan kreatif yang dilakukan oleh para guru SD Miftahussa’adah Kudus dalam mengembangkan kreatifitas anak didiknya. Juga untuk membangun karakternya agar lebih mencintai produk lokal.
Caranya 184 siswa didampingi 20 guru pendamping melakukan kunjungan ke sentra mainan tradisional Desa Karanganyar, Kecamatan Welahan, (Sabtu/21/1-2023). Bukan hanya melihat, sejumlah siswa juga belajar langsung membuat mainan tradisional.
Menurut Kepala SD Miftahussa’adah Kudus, Uli Ulyana, S.PdI kegiatan ini juga bertujuan memberikan pembelajaran langsung kepada anak-anak. Pembelajaran langsung diluar kelas ini sangat penting dalam membangun karakter siswa,” ujarnya.
Turut menerima kunjungan para pelajar ini, Petinggi Karangnganyar, Zaenal Abidin, S.Pd. “ Di desa ini terdapat 4 kelompok perajin dan memiliki anggota sekitar 100 orang yang membuat aneka jenis permainan tradisional yang mulai dikembangkan tahun 1975.
“Namun baru tahunm 2010 diberi nama oleh Bupati Jepara Hendro Martojo, dan diberi sebuah bangunan gapura selamat datang di Sentra Mainan Anak Karanganyar di wilayah RT 06 / RW 02,” ujar Zaenal Abidin.
Sementara Ketua Kelompok Perajin Kitiran ( KPK) “MEKAR JAYA” Sumarno yang langsung menerima rombongan siswa SD Miftahussa’adah Kudus menjelaskan secara ringkas cara membuat permainan tradisional kitiran termasuk bahan-bahan yang digunakan. Sedangkan saat mengunjungi sentra mainan tarik (lele) dibimbing oleh Mualik, dan sentra trotokan diampu oleh Musyafak.
Menurut Ketua Kelompok Perajin Kitiran ( KPK) “MEKAR JAYA” Sumarno, pada tiap sentra ada praktek bagi anak-anak yang mau belajar. Tiap anak dikenakan biaya Rp.20.000,- dan mereka mendapatkan satu paket mainan yang terdiri dari kitiran, trotokan, dan mainan tarik lele atau udang. “Tujuan kami membuat paket pembelajaran ini agar anak bisa belajar langsung,” terangnya. Kami juga mengundang sekolah-sekolah yang ada di Jepara.
Hadepe