blank
Petugas Dinas Sosial PPPA Blora bersama Puskesmas secara rutin mendatangi Rumah FS di Jepon. Foto: Kudnadi Saputro Blora

BLORA (SUARABARU.ID) – Dinas Sosial PPPA Blora dan sejumlah pihak setempat memberi perhatian khusus kepada FS(21th), seorang wanita disabilitas ganda (wicara, rungu, dan intelektual), warga Kecamatan Jepon, yang mengalami pelecehan seksual hingga hamil dua kali.

Untuk kehamilan pertama dialami  wanita yang 15 Januari 2023 mendatang genap berumur 21 tahun itu pada tahun 2021.

Sempat melahirkan anak, namun bayinya hanya bertahan hidup tig bulan akhirnya meninggal dunia. Waktu itu tidak diketahui siapa ayah dari bayi tersebut.

Malangnya lagi, FS saat ini kembali hamil, dan lagi-lagi tidak diketahui siapa ayah dari bayi yang dikandung itu. Bahkan, saat ini wanita malang itu tengah menghitung hari untuk menanti kelahiran anak keduanya.

Dijelaskan, Kepala Dinsos PPPA Blora,  Dra. Indah Purwaningsih M.Si, berbagai pihak terus memberikan perhatian yang besar kepada FS.

Pihak Kepolisian sampai saat ini masih terus bekerja keras melakukan penyelidikan untuk bisa menentukan tersangka dibalik hamilnya FS. Kesulitan terbesar yang dihadapi kepolisian adalah berkomunikasi dengan korban FS. Rabu  (4/1/2023).

Dinas Kesehatan melalui puskesmas Jepon dan bidan Desa, Wahyu Vera Apriliani terus memantau serta memeriksa kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya secara rutin. Bahkan bidan Vera juga memfasilitasi pemeriksaan kandungan di dr. Nugroho Adi Warso, Sp.OG.

Perlu Tes DNA 

Sementara itu, lanjut Dra Indah, Dinas Sosial PPPA Blora juga tidak tinggal diam. Selain melakukan kunjungan rutin, FS dan keluarga sudah terdaftar di DTKS sehingga secara kontinyu mendapatkan bantuan antara lain sembako, nutrisi, susu dan sejumlah pangan lainnya.

Bahkan, di tahun 2023, Dinas Sosial PPPA telah menganggarkan test DNA khusus untuk FS dalam rangka membantu pihak kepolisian mengungkap siapa pelaku dibalik hamilnya FS.

Tidak hanya itu, Kementerian Sosial RI melalui Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) “Margo Laras” Pati  juga memberikan bantuan kambing dan pemeriksaan kehamilan  mulai usia kehamilan FS menginjak tujuh bulan.

Selain itu, masih kata  Kadinsos Blora Indah, Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual Kartini, Temanggung juga  pernah melakukan terapi khususnya untuk mengorek keterangan siapa pelaku yang menghamili FS. Sementara itu, untuk pendampingan di lapangan dilakukan oleh Pekerja Sosial Anak.

LSM Sasana Inklusi & Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia juga berinteraksi dengan FS untuk menyemangati FS dan berbagai pihak untuk terus memberi perhatian terhadap kasus FS

Ungkap Siapa Pelaku

Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Blora Hj. Ainia Shalichah, SH, M.Pd.AUD, M.Pd.BI beserta Pokja 1 juga beberapa kali terlihat mengunjungi kediaman FS.