blank
Tim putri PGRI Cabang Mlonggo (biru) berfoto bersama tim PGRI IGTKI menjelang final

JEPARA(SUARABARU.ID) – Tim putri PGRI Cabang Khusus (Cabsus) IGTKI menjadi juara 2 turnamen bola voli antar cabang PGRI se-Kabupaten Jepara. Pada pertandingan final yang berlangsung Kamis siang (17/11/2022) di lapangan SMK Islam Jepara, mereka harus mengakui keunggulan tim PGRI Cabang Mlonggo. Meski menjadi runner up, tim ini mengaku puas.

“Hari ini kami final dengan tim dari PGRI Cabang Mlonggo. Ternyata kami harus tumbang. Namun sudah puas dengan hasil ini. Terima kasih kepada seluruh jajaran pengurus PGRI Cabsus IGTKI, segenap pemain, dan pendukung,” kata Ketua PGRI Cabsus IGTKI, Sudarti bersama Riris Widiastuti yang selalu mendampinginya.

blank
Tim PGRI Cabsus IGTKI

Sebagai pendatang baru, kata Sudarti, prestasi itu patut disyukuri.  “Baru saat inilah kami ikut lomba di HUT PGRI. Ternyata bisa memberikan yang terbaik dan meraih juara 2. Setidaknya kami berhasil mengalahkan tim PGRI Cabang Kembang di penyisihan, dan menang di semifinal saat berhadapan dengan Batealit,” tambahnya.

Dengan kemampuan passing merata, IGTKI menyuguhkan permainan menyerang. Kualitas passing itu menjadikan tosser Siti Zulekah bisa memberi umpan-umpan manis yang sering berakhir dengan smash, terutama oleh dua open spiker, Sri Gati dan Marfu’atin.

 

Mlonggo Hattrick Juara

Dari kubu lawan, keberhasilan menjadi juara disambut gembira PGRI Cabang Mlonggo. “Kami bersyukur pada Tuhan bisa kembali juara 1. Tadi pertandingannya sengit, tapi akhirnya kami yang keluar sebagai pemenang,” kata spiker andalan PGRI Cabang Mlonggo, Tri Natalia.

blank
Tim dan pendukung PGRI Cabang Mlonggo merayakan gelar juara

Apalagi hasil ini memastikan Mlonggo hattrick atau tiga kali berturut-turut menjadi juara, yakni tahun 2019 (turnamen PGRI), Agustus 2022 (antar-ASN kecamatan), dan November 2022 (PGRI). Menurut Lia, hasil tersebut bisa diraih berkat kekompakan dan kerja sama tim.

Sepajang turnamen, tim PGRI Cabang Mlonggo saling mendukung. Para pemain yang punya kelebihan passing, rela lebih banyak melayani modal dasar penyerangan, meski jarang melakukan smash. Hal itu menjadikan tosser Sholikhatin merasa nyaman sesering mungkin memberi umpan kepada dua spiker, Tri Natalia dan Uyun Zundah, untuk menutup serangan dengan smash tajam.

Mereka juga kuat mental. Hal ini terbukti dengan kemampuan membalik keadaan setelah kalah pada set pertama partai final dari IGTKI. Semula 1-0, berbalik unggul 1-2. Apalagi tim ini didukung supporter yang hampir tak kehabisan suara dari babak penyisihan hingga final. Selain itu, official Haryono juga jeli mengatur irama permainan. Dia selalu tersenyum saat memberi instruksi dari luar lapangan, bahkan ketika keadaan tertinggal.

“Tahun ini berat. Setelah mengalahkan Welahan di penyisihan, kami haus melewati hadangan dua tim kuat di perempat final dan semifinal, yakni Keling dan Donorojo,” tambah Lia.

Hadepe