Pengukuhan itu, berlangsung dalam sidang UNESCO sesi Ke-16 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paris, Perancis, pada Tanggal 15 Desember 2021.
Menyambut peringatan pengukuhan tingkat internasional itu, dua Dosen Seni dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, menggelar aksi kolaborasi keratif bertema gamelan di depan Pintu Gerbang Pasar Gede, Solo.
Keduanya adalah Dosen ISI Surakarta, Basnendar Herry Prilosadoso, yang memajang sejumlah poster tentang gamelan. Yang masing-masing poster berukuran 60 X 90 CM. Kemudian Seniman Pantomim Rasyidin Wig Maroe dari ISBI Aceh, menampilkan beragam gerak jenaka, dengan sesekali memukul gamelan untuk menarik masyarakat.
Memukul Gong
Basnendar, semalam, mengatakan, perbedaan bidang keilmuan seni dan beda asal kampus, tidak menghalangi untuk saling mengisi dan berkolaborasi. ”Sehingga mampu memberikan sajian padu-padan kolaborasi yang unik,” katanya. Ini menjadi peran keduanya sebagai mahasiswa Doktoral Pengkajian Seni Pascasarjana di ISI Surakarta.
Warga pengunjung Pasar Gede, termasuk serombongan siswa SMA berseragam putih abu-abu, berkenan ikut memukul perangkat gamelan yang disediakan. Sambil tersenyum, mereka bergantian memukul gong beberapakali dan juga mengajak foto bersama.
Basnendar Herry Prilosadoso yang juga sebagai Co founder Komunikotavisual, menyatakan, aksi kolaborasi ini diharapkan makin mendekatkan kecintaan masyarakat untuk ikut memiliki dan melestarikan gamelan yang telah diakui sebagai warisan dunia.