KUDUS (SUARABARU.ID) – Gegara listrik di wilayahnya sering padam, anggota DPRD Kudus H Muhtamat datangi kantor PLN, Selasa (19/10). Ketua Fraksi Partai Nasdem ini mendesak PLN segera turun tangan mengatasi persoalan tersebut.
Datang seorang diri, Muhtamat langsung menemui Manajer ULP PLN Kudus Kota Mustopa Rizal.
“Saya ke sini untuk menyampaikan keluhan warga sekitar saya yang mengeluh seringnya terjadi pemadaman listrik,”kata Muhtamat.
Menurut Muhtamat, pemadaman listrik sering terjadi di wilayah Desa Jepangpakis, Kecamatan Jati utamanya RW 4. Di wilayah tersebut, ada enam dari tujuh RT yang selama tiga bulan terakhir sering mengalami pemadaman listrik.
“Pemadaman biasanya terjadi pada jam sibuk antara pukul 13.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB,”ujarnya.
Kondisi itu tentu sangat merugikan warga. Apalagi di wilayah tersebut banyak warga yang mengandalkan aliran listrik untuk kegiatan UMKM berupa konveksi.
“Hal ini tentu berpengaruh terhadap kegiatan produksi warga. Sebab, padamnya listrik terjadi pada jam-jam produksi,”paparnya.
Tak hanya itu, selama ini warga juga mengeluhkan lambannya penanganan PLN atas pengaduan warga. Seringkali pengaduan dilakukan siang hari, petugas baru datang pada malam hari.
Oleh karena itu, Muhtamat mendesak manajer PLN ULP Kudus segera menindaklanjuti persoalan tersebut. Jangan sampai masyarakat dirugikan.
“Kalau masyarakat telat bayar sehari saja sudah kena denda, giliran saat pengaduan tidak langsung ditangani,”tandasnya.
Sementara, Manajer ULP PLN Kudus Kota Mustopa Rizal mengaku berterima kasih atas aduan yang disampaikan Muhtamat. Pihaknya berjanji akan segera melakukan pengecekan ke lapangan untuk memastikan penyebab seringnya listrik padam di wilayah tersebut.
“Hari ini saya langsung kirimkan petugas untuk melakukan pengecekan,”ujarnya.
Mustopa menambahkan, pemadaman listrik di suatu wilayah bisa jadi akibat adanya beban berlebih pada trafo. Untuk itu, pengecekan secara langsung akan dilakukan agar persoalan itu tidak terulang lagi.
“Apalagi padamnya sejak siang yang bukan pada waktu beban puncak. Tentu ini harus dicek terlebih dulu,”tukasnya.
Tm-Ab