WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat mengunjungi korban bencana alam longsor di Desa Mergosari dan kebakaran yang menimpa beberapa toko di Pasar Sukoharjo yang terjadi beberapa hari lalu, untuk sampaikan rasa keprihatinan dan menyerahkan bantuan.
Saat mengunjungi para korban bencana Bupati menyampaikan Wonosobo merupakan daerah pegunungan yang masuk zona merah atau rawan terjadi bencana alam, terutama bencana tanah longsor dan tanah bergerak.
Oleh karena itu, pihaknya menghimbau kepada seluruh warga Wonosobo untuk selalu waspada dan siaga terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam.
Apalagi sekarang musim hujan, di mana kondisi ini berpotensi terjadi bencana alam, terutama tanah longsor.
Orang nomer satu di Wonosob juga menghimbau warga untuk selalu waspada dan teliti terkait penggunaan listrik dan ketika menyalakan kompor maupun tungku karena itu bisa menyebabkan kebakaran.
Korsleting Listrik
“Masyarakat untuk selalu waspada dalam penggunaan listrik maupun ketika menyalakan kompor atau tungku. Memang musibah tidak ada yang tahu kapan datangnya, tetapi sebisa mungkin untuk selalu berusaha mencegahnya.
“Karena banyak kebakaran yang terjadi karena lupa mematikan kompor maupun konsleting listrik. Jangan lupa untuk mematikan kompor maupun tungku ketika kita akan bepergian, karena itu akan meminimalisir kemungkinan terjadinya kebakaran,” terang Afif.
Selain mengunjungi para korban bencana longsor dan kebakaran untuk memberikan support, pada kesempatan itu Bupati didampingi Kalak BPBD Bambang Trie dan Camat dan Kapolsek Sukoharjo serta PMI juga menyerahkan bantuan sembako dan seng untuk meringankan beban para korban.
Terkait bantuan ini, Bupati menyampaikan bahwa ini merupakan wujud kepedulian dan kewajiban pemerintah untuk membantu warganya yang terkena bencana dan musibah.
“Bantuan yang diberikan merupakan wujud kepedulian dan kewajiban dari pemerintah, meski jumlahnya tidak seberapa tetapi paling tidak bisa membantu masyarakat yang terkena musibah. Ini sebagai support pemerintah peduli dan hadir,” pungkas.
Muharno Zarka