SEMARANG – Tiga dosen Teknik sipil Universitas Semarang (USM) memberikan pendampingan perencanaan strktur pondasi pembangunan kemah Merbabu Glamping Boyolali baru-baru ini.
Ketiga dosen tersebut adalah Sutarno, Diah Rahmawati, dan Hari Setijo Pudjihardjo, merela melakukan pendampingan dari awal sampai akhir hingga bangunan kemah ini difungsikan.
Menurut Sutarno di lereng Gunung Merbabu, tepatnya di Desa Ngagrong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali banyak potensi wisata seperti gardu pandang, argowisata dan air terjun. Setelah wisatawan menikmati pemandangan alam khas lereng Gunung Merbabu yang mempesona, maka wisatawan menginginkan untuk dapat beristirahat dengan nyaman. Oleh karena itu perlu dibangun penginapan mewah lengkap dengan camping ground dibawahnya.
“Untuk mewujudkan pembangunan kemah glamping tersebut, masyarakat belum mempunyai pengetahuan untuk menghitung perencanaan dari struktur kemah glamping, hal tersebut yang membuat masyarakat merasa khawatir akan dampak yang ditimbulkan apabila pembangunan tersebut mengalami permasalahan. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat setempat meminta bantuan dari Tim Pengabdian kepada Masyarakat untuk membantu perencanaan struktur kemah glamping terutama dalam merencanakan pondasi” ungkap Sutarno.
“Dalam merencanakan pondasi yang tepat untuk kemah glamping perlu diketahui jenis tanahnya. Karena tanah tersebut yang akan memikul semua beban, dari hasil penyelidikan diketahui tanah di tempat akan dibangun kemah glamping adalah pasir padat. Setelah diketahui jenis tanahnya, maka direncanakan pembebanan dari kemah glamping. Selanjutnya dapat dipilih jenis pondasi yang tepat dengan melakukan perhitungan” tambahnya.
Dosen Teknik sipil USM ini menambhakan bahwa pondasi yang tepat untuk kemah glamping ini adalah pondasi sumuran. Beberapa alasan dipilihnya pondasi sumuran adalah tanah disana merupakan pasir yang padat sehingga sulit untuk dilakukan pemancangan, pemasangan pondasi sumuran bisa dilaksanakan secara manual sehingga tidak perlu mendatangkan alat karena medan disana juga tidak mendukung untuk mendatangkan alat, dipilih pondasi sumuran dengan casing bis beton karena tanah pasir padat mudah longsor. Selain itu bis beton mudh didapat karena diproduksi oleh warga sekitar.
Saiful Hadi – USM