JEPARA (SUARABARU.ID) – Sampah yang tidak terkelola dengan baik bisa menjadi ancaman bagi kelestarian lingkungan dan bahkan kesehatan masyarakat. Karena itu budaya bersih harus ditanamkan sejak anak-anak, termasuk yang berada dijenjang sekolah dasar / MI.
Hal tersebut diungkapkan oleh Aliva Rosdiana M.Pd, dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Fak Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Inisnu Jepara saat memberikan materi pelatihan Media Pembelajaran Melalui Limbah Berbasis Teknologi Era Soceity 5.0 di SDN 4 Bulungan, Pakis Aji, Jepara.
Karena itu budaya bersih, termasuk pengelolaan sampah harus ditanamkan kepada anak anak dengan metode kekinian yang kreatif. Salah satunya dengan memanfaatkan IT. ‘Tujuannya agar anak-anak dapat belajar dengan senang,” ujar Aliva Rosdiana.
Pelatihan yang berlangsung tanggal 5 dan 6 Agustus 2021 tersebut diikuti oleh guru SDN 4 Bulungan. Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama antara SDN 4 Bulungan dengan mahasiswa dan dosen Unisnu yang tengah melaksanakan pengabdian masyarakat.
Materi pelatihan diantaranya adalah pembuatan pulp yang berasal dari limbah kertas dengan mengambil tema ekosistem, yaitu alam dan biota serta penggunaan aplikasi ZR – Recorder dalam pembelajaran jarak jauh. Pemilihan kertas limbah karena bahannya relatif mudah didapat serta tepat untuk melatih kreatifitas siswa.
Sementara Aan Widiyanto, M.Pd, dosen PGSD Unisnu Jepara sekaligus pemateri pelatihan tersebut mengungkapkan prinsip pembelajaran di SD saat ini adalah memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, kecakapan hidup yang bersifat inlusif dan kontekstual.
Karena itu pentingnya penugasan yang bervariasi kepada peserta didik, adanya umpan balik dan mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dan orang tua/wali murid, tambahnya.
Dalam kaitannya pembelajaran di tengah pandemi menurut Aan Widiyanto, penggunaan aplikasi ZR-Recorder mudah untuk diterapkan oleh guru-guru dalam proses pembelajaran.
“Kelebihan aplikasi ini dapat melakukan perekaman di layar perangkat android tanpa harus me-root perangkat,” jelas Aan Widiyono.
Kepala sekolah, Anggraini, S.Pd, sangat berharap dengan adanya kegiatan pelatihan teknologi dan pembuatan APE (alat peraga edukatif) dari bahan limbah kertas memberikan inspirasi untuk peduli dengan lingkungan serta membangkitkan semangat untuk terus mengembangkan diri dengan kreativitas di era Society 5.0 ini. “Sehingga pelatihan selama dua hari ini ke depannya bisa diterapkan oleh kami dalam kegiatan pembelajaran,” ujarnya.
Sedangkan mahasiswa yang terlibat dalam pelatihan ini adalah Milkhaturrohman, Nurul Nisah, Nia Nur Lailiyah dari prodi PGSD, Zara Ihza Divina dari prodi DKV serta Alin Ridwan dari Prodi PBI.
Alvaros