Bupati Kudus Hartopo saat memantau Rusunawa Bakalankrapyak yang difungsikan sebagai tempat isolasi pasien bergejala ringan. Foto:dok/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Pemkab Kudus terus menambah sejumlah tempat isolasi pasien menyusul lonjakan Covid-19 yang cukup siginifikan. Apalagi, sejumlah RS di Kudus saat ini sudah kewalahan menangani pasien.

Lokasi yang disiapkan sebagai pemusatan isolasi tersebut ialah Hotel Graha Colo, Rusunawa, Balai Diklat, Asrama Akbid, dan Hotel King.

Untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana, Bupati Kudus, Hartopo bersama Dandim, Kapolres, dan Camat meninjau tempat pemusatan isolasi di Rusunawa Bakalankrapyak dan Asrama Akbid, Rabu (26/5).

Bupati menjelaskan, terdapat total sekitar 400 tempat tidur yang siap digunakan pada pemusatan isolasi untuk pasien bergejala ringan.

Sarana dan prasarana yang ada akan disertai dengan penambahan SDM relawan kesehatan. Dirinya telah mengkoordinasikan hal tersebut bersama direktur rumah sakit dalam rapat kemarin malam.

“Kapasitasnya masih aman, sementara untuk Rusunawa (siap digunakan), baru penataan SDM-nya. Sudah kita koordinasikan bersama DKK, direkrut rumah sakit dan universitas terkait tenaga relawan,” ujarnya.

Lonjakan kasus yang menyebabkan Kudus menjadi zona merah, menjadi hal yang tak terprediksi. Pasalnya, ribuan pemudik yang terpantau sudah melalui proses screening dan tes antigen, hanya didapati 3 kasus positif. Maka dari itu, Hartopo menyebut bahwa penyebaran virus terjadi karena aktivitas masyarakat di dalam wilayah ketika lebaran.

“Justru ini yang menjadi masalah dari dalam wilayah sendiri. Ketika anjangsana ke rumah sanak saudara, ketika ngobrol tidak pakai masker. Ini yang menjadi potensi penularan,” katanya.

Baca juga: RS di Kudus Kehabisan Ruang Isolasi, Pasien Sampai Dirawat di Selasar

 

Bupati Kudus memantau langsung Rapid tes antigen kepada pengunjung luar kota yang melintas. Foto:Suarabaru.id

Penyekatan Perbatasan

Langkah konkret lain juga diambil pemerintah untuk menghentikan laju pertumbuhan kasus yakni dengan melakukan penyekatan di titik-titik perbatasan.

Penyekatan bagi kendaraan luar kota tersebut juga dibarengi Rapid tes antigen secara acak ke para penumpang.

Hartopo dengan tegas akan menutup sementara tempat wisata, dan memutar balik bus pariwisata dari luar kota.

Hal serupa juga akan diberlakukan melalui surat edaran untuk restoran dengan tidak memperbolehkan makan di tempat.

“Kita sudah buat surat edarannya untuk restoran tidak boleh makan di tempat. Kita juga mengambil kebijakan penutupan pariwisata sementara, untuk itu bus pariwisata yang luar kota tidak boleh masuk,” tegasnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat yang terlanjur menyiapkan acara hajatan harus dengan izin, protokol kesehatan ketat dengan kapasitas terbatas. Bupati meminta camat dan kepala desa untuk aktif memantau wilayahnya masing-masing bersama Satgas Jogo Tonggo.

“Hajatan yang tanpa izin ini akan menjadi masalah, maka kita efektifkan pemantauan dengan Jogo Tonggo. Tentunya camat dan kepala desa harus aktif memonitoring apabila ada kegiatan yang tidak memenuhi SOP bisa dihentikan,” pungkasnya.

Tm-Ab

Baca juga:Tabrak Jembatan, Bus Haryanto Nyaris Terjun ke Sungai

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini