KENDAL(SUARABARU.ID)- Tantangan berat bagi pengelola tempat wisata di musim pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Jika tidak pintar- pintar mengelola, dipastikan usahanya akan tutup alias bangkrut.
Tidak membatasi pengunjung yang datang, dipastikan akan terkena sanksi oleh pemerintah setempat karena dengan alasan tidak menjalankan aturan protokol kesehatan.
Sementara, jika terus dilakukan pembatasan, pendapatan akan berkurang dan bisa mengancam pemutusan hubungan kerja(PHK) bagi sejumlah karyawan.
Hal tersebut dikatakan oleh pengelola tempat wisata Tirto Arum Baru(TAB) Patebon, Sri Sarwo Utomo, Selasa(18/05/2021).
Menurut Utomo, panggilan akrab sehari- harinya, semenjak adanya pandemi Covid- 19, pihaknya telah kehilangan puluhan pekerjanya, karena tidak bisa memberikan upah kepada mereka akibat dampak pengunjung turun drastis.
“Kebetulan saja, mereka tenaga lepas yang memegang pekerjaan yang masih bisa dipegang tenaga lain, “ujar Utomo.
Utomo menyadari, pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, semuanya harus menjalankan protokol kesehatan. Untungnya, pengunjung sebagian besar juga sudah menyadari penggunaan masker, cuci tangan, menjaga jarak dan sebagainya.
“Cuma, sebagian besar memang sulit untuk dilakukan penertiban. Misalnya ketika mau masuk ke lokasi, pengunjung memakai masker. Akan tetapi ketika sudah masuk ke areal wisata, mereka melepas masker lagi,”papar Utomo.
Kebijakan pemerintah, imbuh Utomo, di Kabupaten Kendal tempat wisata diperbolehkan buka. Tapi ada pembatasan kapasitas maksimal pengunjung sebanyak 30 persen.
Pembatasan 30 persen ini, menjadikan kesulitan bagi pengelola tempat wisata seperti yang ia kelola. Belum lagi masalah jam buka. Jam buka juga dibatasi sampai pukul 15.00. Padahal, kolam renang ditempat yang ia kelola, sebagian besar pengunjung lebih memilih jam sore atau pagi.
“Kalau siang tidak mungkin, karena panas. Sementara sore harus tutup. Itulah yang menjadi persoalan kami. Tapi karena ini demi menjalankan aturan Prokes dari pemerintah, kami tetap menjalankannya,”terang Utomo.
Menurut Utomo, pada awal- awal pandemi Covid- 19 satu tahun lalu, tempat wisata yang ia kelola ini justru tutup total. Baru beberapa bulan terakhir buka kembali dan berangsur- angsur berjalan hingga sekarang.Sp-mm