blank
Sarjono dan Ulil Abshor dalam talk show obsesi yang dipandu oleh Dinda Kirana

JEPARA (SUARABARU.ID)- Membangkitkan Gairah Literasi di Bumi Kartini, itulah tema yang dibahas dalam  talk show di radio R-lisa Jepara belum lama ini. Acara yang dipandu oleh Dinda Kirana ini menghadirkan dua narasumber anggota Forum Penulis  Jepara Ramatyan Sarjono dan  Ulil Abshor.

Dalam  talk show tersebut,  Ramatyan Sarjono atau yang sering disapa Mbah Jhon, seorang pegiat literasi Jepara mengatakan, saat ini dunia literasi di Jepara khususnya dunia kepenulisan mengalami peningkatan.”Saat ini ada sekitar 35 judul buku yang telah diterbitkan Yayasan Jungpara. Artinya, mulai banyak para penulis Jepara yang menghasilkan karya”, ujar Mbah Jhon.

Lebih lanjut Ia mengatakan, saat ini Yayasan Jungpara siap memfasilitasi para penulis yang mempunyai karya dan ingin diterbitkan. “Kami akan memfasilitasi para penulis yang ingin menerbitkan karya mereka dengan mendaftarkan International Standart Book Number (ISBN) di Perpusnas secara gratis”, ujar Mbah Jhon, pemilik penerbit Jungpara yang juga telah menulis buku kumpulan puisi.

Berbeda dengan Mbah Jhon, Ulil Abshor yang juga salah satu anggota Forum Penulis  Jepara melihat dari sudut pandang bagaimana Pemerintah mendukung dalam perkembangan literasi di Jepara,  baik pemerintah kabupaten maupun tingkat desa.

“Kebetulan saya anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di desa Tahunan. Ketika saya ikut mencermati APBDes, anggaran untuk pengadaan buku ataupun untuk perpustakaan sangat minim sekali. Dari tahun ke tahun, dana desa terserap untuk pembangunan infrastruktur. Padahal amanat dari Bapak Presiden Jokowi, pemberdayaan masyarakat harus diutamakan”, ujarnya.

“Meskipun dengan keterbatasan anggaran dalam pengadaan buku di perpustakaan desa, namun dukungan masayarakat sangat berarti bagi kami. Masyarakat ikut secara sukarela menyumbangkan bukunya untuk koleksi perpusatakaan desa. Bahkan ada yang menyumbang rak-rak buku”, lanjut Ulil.

Ketika disinggung harapan kedepannya untuk dunia literasi di Jepara, para narasumber berharap literasi di Jepara semakin bergairah, baik untuk kepenulisan maupun membaca. Semakin banyak bermunculan penulis dan ruang baca di tiap desa akan semakin semarak.

Hadepe

blank

blank