blank
Satgas penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang menggelar konferensi pers, hari ini. Foto: Eko Priyono

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi mengatakan, menjelang liburan mulai Rabu 28-31 Oktober 2020, seluruh OPD yang tergabung dalam Tim Satgas Penanganan Covid akan melakukan upaya antisipasi terjadinya klaster baru.

“Tadi pagi kami sudah mengikuti rapat yang dipimpin oleh Pak Sekda dan sudah diinstruksikan kepada seluruh OPD ataupun organisasi perangkat daerah, baik itu dari Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, TNI, Polri untuk mengantisipasi pergerakan masyarakat dari kota ke desa maupun sebaliknya, agar nantinya tidak menimbulkan klaster baru,” kata Nanda pada saat konferensi pers bersama awak media di Ruang Command Center, Setda Kabupaten Magelang, Jumat (23/10/2020).

Nanda meminta kepada para camat dan kepala desa untuk bersiaga serta mengaktifkan kembali posko-posko pengamanan covid-19 utamanya bagi para pendatang dari luar kota (yang datang dari zona merah).

Kemungkinan besar, lanjut Nanda, libur panjang ini tidak menutup kemungkinan akan menyedot kedatangan masyarakat luar kota untuk berwisata di Kabupaten Magelang.

“Kita tahu mungkin selama ini masyarakat sudah jenuh di rumah, maka libur panjang ini bisa menjadi momentum mereka untuk pergi berlibur, sehingga berpotensi tempat-tempat wisata akan dikunjungi oleh pengunjung luar kota.Kemungkinan besar bisa datang ke Borobudur dan sekitarnya. Contohnya juga di Kaliangkrik yang saat ini sedang tersohor di media sosial,” terang Nanda.

Meskipun beberapa destinasi wisata tetap dibuka, namun demikian Ia meminta harus tetap mengedepankan protokol kesehatan covid-19 seperti membatasi jumlah pengunjung, menyediakan tempat mencuci tangan, harus menggunakan masker dan harus melalui pemeriksaan suhu tubuh.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Retno Indriastuti menerangkan, membeludaknya masyarakat yang akan datang di musim liburan nanti bisa diantisipasi dengan program atau sistem ‘Jaga Tangga’. Apabila ada tamu atau pendatang dari luar kota, utamanya dari zona merah harus betul-betul dikawal.

“Misalnya datang dari zona orange atau merah (daerah yang berisiko tinggi) harapannya bisa dikawal,” kata Retno.

Retno menambahkan bahwa di posko-posko terpadu nanti bakal ada tim kesehatan yang bergabung dengan tim yang lain, untuk bisa melakukan rapid test.

“Sehari saja bisa kita sampeling sebanyak 20 unit di tiap posko, maka nanti akan kita siapkan. Apabila nanti ada yang ditemukan reaktif maka akan segera kita rujuk ke puskesmas setempat untuk dilakukan tindak lanjut,” pungkas, Retno.

Eko Priyono-trs