JEPARA (SUARABARU.ID) – Nama yang tertulis dalam empat ijazah sarjana yang dimiliki dari perguruan tinggi tempat Ia pernah menimba ilmu adalah Isrofiyati. Ia lulusan Fakultas Komunikasi dan juga alumni Fakultas Tarbiyah Unisnu Jepara.
Disamping itu Asrofiyati juga mendapatkan gelar sarjana dari Fakultas Bahasa Indonesia Univet Sukoharjo Solo dan gelar Sarjana Pendidikan dari Fakultas Keguruan PGSD UT IKIP PGRI Semarang.
Namun nama Isrofiyati S.Sos, S.Pd.I, S.Pd. nyaris tengelam oleh kebesaran nama Dinda Kirana, nama udara saat Ia mulai menekuni dunia kepenyiaran di Radio R-lisa FM Jepara sepuluh tahun lalu.
Awalnya Ia diajak teman untuk bergabung di radio ini ditengah-tengah kesibukannya mengajar. Kini Ia dipercaya sebagai stasiun manajer yang membuat namanya semakin dikenal.
Namun sebagai seorang profesional, kendati Ia telah menjadi seorang manajer radio, Dinda Kirana masih saja tampil sebagai seorang penyiar.
“Bisa menyapa pendengar adalah kebahagiaan seorang penyiar. Apalagi kalau kehadirannya ditunggu pendengar dan bisa menebar inspirasi,” ujar Dinda Kirana. Kuncinya seorang penyiar harus kreatif dalam mengemas sebuah acara, tambahnya.
Karena kreatifitasnya pula, saat pandemi yang memunculkan banyak persoalan, Ia melahirkan sebuah acara keren yang diberi nama Obsesi, Obrolan Seputar Situasi Terkini Jepara yang disiarkan setiap hari jam 15.00 – 17.00 Wib, kecuali hari Minggu. Tidak mudah menggelar acara ini. Sebab Obsesi yang berdurasi 2 jam ini Ia mempertemukan beberapa tokoh sebagai narasumber.
Melalui Obsesi, Dinda Kirana ingin membahas sebuah persoalan dari berbagai sudut pandang. Harapannya solusi yang dihasilkan bisa lebih komprehensif. Karena itu Ia merasa perlu tampil sendiri sebagai host atau tuan rumah acara ini.
Sebelum menapaki kariernya di dunia broadcasting, perempuan multi talenta ini telah aktif di dunia intertement dengan menjadi Master of Ceremonies ( MC ) atau pemandu acara. Bahkan dunia yang satu ini telah dikenalnya sejak duduk dibangku SD dan terus saja ditekuni hingga saat ini.
Sementara kariernya sebagai seorang pendidik diawali pada tahun 2004. Ia mengabdi sebagai Guru Honorer di SDN Mororejo, Mlonggo, Jepara selepas meraih gelar Sarjana Pendidikan. Namun setelah 14 tahun mengabdi tanpa kepastian di sekolah negeri, Ia kemudian memilih menjadi guru swasta murni di Madrasah Ibtidaiyah Matholibul Huda Mlonggo hingga sekarang.
Diluar pengabdiannya sebagai seorang guru dan manajer radio, Dinda Kirana tidak bisa meninggalkan sepenuhnya dunia teater dan sastra yang pernah digelutinya. Penampilan dalam Opera Untuk Ayunda dengan peran Sang Waktu, menjadi bukti kematangan Dinda Kirana diatas panggung teater dan juga sastra. Juga kehadirannya sebagai juri dalam sejumlah acara teater dan sastra.
Dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, Dinda Kirana juga menjadi pengurus harian Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (LESBUMI) Jepara. Lembaga kebudayaan ini adalah milik Nahdlatul Ulama. Ia juga aktif sebagai bendahara Yayasan Kartini Indonesia yang memiliki perhatian terhadap kearifan budaya dan sejarah lokal Jepara.
Hidup itu warna-warni
Menjalani takdir dengan ikhlas nampaknya membuat Dinda Kirana dapat melalui hari-harinya dengan penuh optimisme dan penuh warna. “Sebagai seorang penyiar saya harus menebarkan rasa optimisme, harapan dan bahkan kegembiraan dihati para pendengar,” ujarnya pada SUARABARU.ID. Karena itu saya mencoba tidak menyimpan kesedihan dan duka terlampau lama.
Bagi Dinda, dunia kepenyiaran dan seni senyatanya tidak jauh berbeda. “Keduanya memberikan dan menawarkan keindahan. Karena itu saya harus berusaha menjalani kehidupan yang warna-warni bagaikan pelangi ini dengan ikhlas. Dengan demikian mungkin keberadaan saya bisa lebih bermakna bagi sesama ” tuturnya.
Oleh sebab itu, Ia selalu berusaha bersikap ramah dan perhatian terhadap orang-orang yang ada disekitarnya. “Harapan saya kehadiran saya bisa bermanfaat bagi orang lain walaupun bagaikan butiran pasir ditepi pantai,” ujarnya.
“Jika kita dapat melakukan itu, maka hidup akan terasa damai dan penuh makna sebab ada kerendahan hati, sikap saling berbagi dan mengisi. Karena itu saya mencoba belajar dan terus belajar pada kehidupan dan juga pada sesama ” ujar Dinda yang mengaku keberhasilannya ini adalah berkat dukungan orang-orang yang ada disekelilingnya.
Karena itu walaupun ia telah menjadi seorang manajer stasiun radio, Dinda Kirana tidak pernah berhenti belajar, termasuk juga pada para narasumber, sahabat, pendengar dan bahkan pada alam.
“Memandu talk show yang setiap hari berdialog dengan orang orang hebat itu sesuatu banget.Karena kemudian saya mendapatkan banyak pelajaran. Apalagi acara Obsesi disamping disiarkan secara live di Radio R-lisa fm juga disiarkan live streaming di FB dan Youtube R-lisa Jepara. Yang membanggakan acara ini selalu mendapatkan sponsor,” ujar tuan rumah acara Obsesi ini.
Namun demikian Dinda tidak akan berhenti. Ia sadar, dunia pendidikan dan dunia kepenyiaran yang telah memanggilnya memiliki dinamika yang berbeda. Juga seni dan budaya. Namun ia percaya dengan kesungguhan dan keikhlasan Ia akan mampu jalani panggilan itu dengan sepenuh hati hingga berarti bagi sesama.
Hadepe