MAGELANG (SUARABARU.ID) – Pemkot Magelang membentuk Satuan Tugas (Satgas) Kampung Siaga Covid-19 hingga ke tingkat RW dan RT. Gerakan ini berkolaborasi dengan Satgas Jogo Tonggo yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai upaya penanganan pandemi Covid-19.
Pencanangan dimulai dari Kecamatan Magelang Tengah oleh Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito didampingi Kapolres Magelang Kota AKBP Nugroho Ari Setyawan dan Dandim 0705 Magelang Letkol Czi Anto Indrianto, Rabu (30/9).
‘’Kegiatan ini menjadi ikhtiar Pemkot Magelang untuk menekan penyebaran Covid-19. Dimulai dari tingkat RT dan RW melalui satgas ini diharapkan pamong dan tokoh masyarakat proaktif mengedukasi tentang protokol kesehatan,’’ kata Sigit di Aula Kecamatan Magelang Tengah.
Dia menerangkan, melalui gerakan ini masyarakat kompak menekan penyebaran Covid-19. Termasuk menyamakan persepsi dan sinergitas antarlembaga di tingkat lingkungan masing-masing.
‘’Saya melihat pergerakan di lapangan soal penanganan Covid-19 di Kota Magelang sangat membanggakan. Kemarin kita mendapat peringkat terendah ketiga se-Jawa Tengah untuk kasus Covid-19, per hari ini sudah nomor dua terendah,’’ ujarnya.
Bahkan, Kota Magelang mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, lantaran dinilai berhasil dalam mengendalikan pandemi ini.
Menurut Sigit, adanya fakta tersebut, maka Pemkot Magelang tak perlu lagi melakukan pembatasan akses masyarakat.
‘’Pamong di tingkat RT dan RW di Kota Magelang ini sudah sangat cerdas dan mampu menginspirasi warganya, untuk patuh terhadap protokol kesehatan. Soal akses, tidak dibatasi lagi, karena langkah kita untuk menyelamatkan ekonomi rakyat agar tidak terjun ke jurang resesi,’’ terangnya.
Ketua RW 8 Kelurahan Kemirirejo, Tartib Karyadi menyatakan, jauh sebelum ada pencanangan Satgas Jogo Tonggo maupun Kampung Siaga Covid-19, masyarakat di kampungnya sudah bergerak membentuk satgas secara swadaya.
Tidak jauh berbeda dengan program kedua gerakan itu, masyarakat di kampung ini telah melakukan langkah pencegahan penyebaran Covid-19, mulai dari pengadaan fasilitas tempat cuci tangan pakai sabun, disinfektan dan pembatasan akses masuk kampung.
‘’Maret 2020 kami sudah bentuk tim pencegahan Covid-19 tingkat RW. Semuanya swadaya karena belum ada instruksi dari pemerintah. Sampai kemudian ada instruksi dari gubernur tentang satgas Jogo Tonggo yang ada SK-nya, sehingga ada alokasi anggarannya,’’ tuturnya.
Tartib menambahkan. masyarakat di kampungnya telah aktif dengan pembentukan posko yang memanfaatkan tempat bank sampah. Posko ini menjadi tempat penyediaan disinfektan, makanan untuk warga yang membutuhkan, hingga siaga 24 jam memantau pergerakan warga.
Selain itu, masyarakat juga kompak menghimpun donasi Rp 500 tiap hari melalui sistem jimpitan untuk mendukung gerakan ini. Ini sangat membantu warga yang kurang mampu, sekaligus ikut menyalurkan bantuan dari instansi lain.
Bahkan ada satgas hiburan yang bertugas menata taman lingkungan, membuat taman bermain anak, menginisiasi senam pagi, sebagai bagian dari proses healing masyarakat. Dari sini masyarakat diedukasi tentang Covid-19, sehingga mereka sadar dan tidak menganggap Covid-19 adalah aib melainkan penyakit.
‘’Kami juga sediakan kendaraan khusus untuk mengantarkan warga yang sakit dan yang akan swab test. Karena kalau dijemput ambulans dengan petugasnya pakai APD, warga ketakutan. Masyarakat kami sadar kalau Covid-19 bukan aib, jadi terbuka, jika terdekteksi lebih dini lebih baik,’’ ungkapnya.
Penulis : prokompim/kotamgl
Editor : Doddy Ardjono