SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sebanyak 103 santri dan 10 mahasiswa dari berbagai pondok pesantren dan perguruan tinggi dilatih keterampilan usaha boga dan barista. Hal itu sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi kemiskinan.
Pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI dan Provinsi Jateng ini dilaksanakan di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Selasa 25 Februari 2025.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menyatakan, sejauh ini mendorong para santri ambil bagian dalam upaya pengentasan kemiskinan di wilayahnya.
“(Pelatihan ini) sebagai upaya menanggulangi kemiskinan dan membuka peluang usaha bagi masyarakat Jawa Tengah,” kata Taj Yasin saat acara membuka pelatihan.
Pria yang akrab disapa Gus Yasin ini mengapresiasi penyelenggara yang telah mengadakan acara tersebut. Sebab, manfaatnya akan dirasakan masyarakat.
“Ini juga berdampak terhadap pengentasan kemiskinan dan kebermanfaatan ke depan, tidak hanya membuka toko kue atau makanan, tapi bisa menjadi guru di SMK, lembaga kursus, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Menurut dia, hasil dari pelatihan ini dapat dipraktikkan di lingkungan pondok pesantren. Misalnya pada saat acara haflah, konsumsinya bisa dikelola secara mandiri.
“Ini juga bisa menjadi sumber ladang usaha milik pondok atau para santri,” tuturnya.
Dengan semakin banyak pelatihan, lanjut dia, maka keterampilan yang dimiliki bisa cocok dengan dunia usaha.
Salah seorang santri asal Kudus, Rahmat mengaku, senang dengan pelatihan ini, karena bisa menambah wawasan dan meningkatkan kompetensi memasak.