blank
Dr. H. Muhammad Jamhari, S.Sos, M.Kom

Oleh : Dr. H. Muhammad Jamhari, S.Sos, M.Kom

Secara umum, perekonomian dunia dalam kondisi penuh tantangan semenjak dunia dilanda pandemi covid 2019, diikuti oleh ketidaksemibangan logistic global sehingga berakibat biaya pengapalan yang naik berkali lipat. Setelah itu, perekonomian dunia menjadi lebih menantang  dampak perang Rusia-Ukraina, ditambah dengan perang Israel-Hamas yang menyebabkan rerouting jalur pengapalan menghindari terusan Suez karena masalah keamanan.

Industri furniture Indonesia, didalamnya industri furniture Jepara, juga mengalami hal yang sama. Ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga, mau bangkit diguyur lumpur sehingga terpeleset pula.

Perlambatan ekonomi global mengakibatkan persaingan lebih sengit dari para produsen furniture global untuk memperebutkan permintaan pasar yang melemah. Daya saing perusahaan yang bersumber dari mode produksi berbasis skala pun tidak lepas dari tantangan hebat, ketika volume pasar yang mengecil diantisipasi oleh para trade frontliners dengan strategi bersaing yang berfokus kepada harga murah. Produk high end untuk market premium memang masih lumayan terjaga, tetapi karena volumenya yang kecil, relatif tidak bisa mengangkat permintaan secara umum.

Sudah 4 tahun berturut turut berbagai pameran furniture besar, utamanya yang digelar di negara negara pasar tradisional seperti Eropa dan Amerika Serikat,  menyusut luasannya. Peserta yang mencoba memaksakan diri ikut pameran pun mengeluh karena para buyer, meskipun datang tetapi tidak melakukan transaksi karena masih punya stok melimpah.

Pertanyaan mengenai kapan pasar trade furniture ini akan membaik pun justru dibayangi oleh kekuatiran sebagian outlook yang memprediksi situasi yang ada saat ini akan berlangsung permanen dan merubah lanskap persaingan pasar furniture global ke depan. Produk furniture Indonesia yang masih mengandalkan kepada kayu solid, utamanya jati yang harganya semakin mahal, akan semakin mengecil permintaannya karena kehilangan daya saing terhadap produk-produk substitusinya.

Industri furniture Jepara, yang sebagian besar berskala UMKM, secara umum memperlihatkan resiliensi yang cukup baik. Penurunan permintaan ekspor tergantikan oleh masuknya pasar Project baik dalam negeri maupun luar negeri. Pasar jenis ini memang memiliki kekhasan tersendiri. Volumenya tidak besar, variasi produknya lebih banyak, pengerjaannya lebih ribet karena derajat kustomisasinya yang spesifik. Oleh karena itu, pasar project ini lebih pas dengan mode produksi perusahaan skala UMKM di Jepara.

Selain pasar tipe project ini, pasar ritel dan konsumen akhir pun cukup menggeliat di Jepara. Konektifitas darat yang semakin baik meningkatkan kunjungan wisatawan domestik yang biasanya sekaligus menyempatkan waktu untuk berbelanja furniture dan berbagai aksesorisnya.

Baik pasar project, maupun pasar ritel, yang peluangnya sangat menjanjikan, menyaratkan proses komunikasi yang intens antar buyer dan produsen. Buyer harus datang dan ketemu produsennya untuk membicarakan detail pesanan.

Jepara International Furniture Buyer Weeks ( JIFBW ) yang tahun 2025 ini sudah edisi tahun ke – 3, adalah event yang digelar secara online sepanjang tahun dan offline pada bulan Maret untuk memperkenalkan industri furniture Jepara secara ebih massif kepada para buyer, baik domestik maupun internacional. J

IFBW yang berbasis pameran kota (pameran secara inhouse di showroom, workshop, dan pabrik masing-masing) dengan dipandu oleh website : www.jifbw.com sebagai pemandu para buyer agar semakin mudah dan lengkap mendapatkan informasi yang mereka butuhkan di dalam memilih calon mitra bisnisnya di Jepara yang tersebar di berbagai pelosok kabupaten Jepara.

Website www.jifbw.com didesain untuk menjadi website portal yang akan menjadi solusi efektif, murah, yang punya kinerja baik di mesin pencari sehingga para produsen furnitur di Jepara yang menajdi peserta JIFBW bisa ditemukan dengan mudah oleh para pembeli baik domestik maupun internasional, baik trade, project bahkan ritel. JIFBW adalah ikhtiar jangka panjang para pelaku industri furnitur Jepara untuk membangkitkan kembali kejayaan industri ini.

Yang istimewa dari JIFBW 2025 adalah hadirnya event pendukung yaitu : Jepara International Furniture Design Award, Jepara International Furniture Carving Contest, dan Jepara International Furniture Carnival. Event JIFBW 2025 ini juga didukung dengan promosi yang aktif dan massif oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui seluruh perwakilannya di Asia Pasifik dan Afrika ( ASPASAF ) dan Amerika Eropa ( AMEROP ).

Selain itu, berbagai ITPC dibawah Kementerian Perdagangan, seperti ITPC Dubai, juga ikut serta mempromosikan event ini sesuai domain nya masing-masing. Demikian juga dukungan dari Kementerian Perindustrian, Kemenpar, Ekonomi Kreatif, Kemenkop UKM, Dinas Indag dan Dinas Koperasi UKM Provinsi, Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah, serta tentu Pemerintah Kabupaten Jepara sendiri.

Mari bergabung , dan Bersama kita majukan industry furniture Jepara kita. Register your esteemed company, visit : www.jifbw.com.

Penuis adalah Akademisi Unisnu Jepara dan  Steering Committe JIFBW